Doa akan dibacakan bersama-sama menjelang datangnya bulan Ramadhan maupun sepuluh hari terakhir pada malam ganjil puasa Ramadhan.
Warga yang ingin arwah leluhurnya didoakan secara berjamaah biasanya memberikan sedekah uang untuk tiap satu nama arwah.
Uang yang terkumpul digunakan untuk menyantuni anak yatim piatu.
7. Mohibadaa di Gorontalo
Jelang Ramadhan, masyarakat Gorontalo juga memiliki tradisi Mohibadaa.
Mohibadaa yakni membalurkan ramuan rempah-rempah tradisional sebagai baluran wajah (masker).
Sebenarnya tradisi ini dilakukan tak hanya jelang Ramadhan. Namun jelang bulan puasa, tradisi ini menjadi istimewa.
Mohibadaa dilakukan untuk menjaga kondisi kulit karena biasanya saat puasa kulit terasa kering apalagi cuaca Gorontalo sangat panas.
Bahan yang digunakan adalah tepung beras, humopoto (kencur), bungale (bangle), alawahu (kunyit). Tradisi Mohibadaa disarankan menggunakan beras ketan agar hasil tepungnya halus. Namun, biasanya paket rempah tradisional ini dijual di pasar tradisional.
“Nenek saya selalu menyiapkan ramuan ini sepanjang Ramadhan,” kata Siti Rohana Lakadjo, warga Kota Gorontalo.
Tak hanya aromanya yang harum sepanjang hari, kulit juga akan kencang, sehat, dan berseri. Selain itu, ramuan ini juga akan memberikan efek lembab, tidak kering dan mengurangi kerutan.
“Terasa kenyal sehat, tidak khawatir dengan ramuannya karena semua bahan tradisional dan alami,” tutur Asri Hudji.
(*)
Viral Rumah Dijual Rp 27 Juta di Yogyakarta, Kondisinya Horor dan Bikin Merinding, Akan Dibeli Joko Anwar?
Source | : | Kompas.com,Sonora.ID |
Penulis | : | Novia |
Editor | : | Silmi |