Laporan Wartawan Grid.ID, Annisa Marifah
Grid.ID — Salah satu hutan terbesar di dunia adalah Hutan amAmazon.
Hutan Amazon dikenal dengan aneka tumbuhan dan binatang liar yang beragam.
Bertahan hidup di hutan ini tentu saja memiliki kemungkinan yang sangat kecil mengingat bagaimana liarnya binatang di hutan ini.
Namun, bocah 6 tahun dan 8 tahun ini ditemukan masih hidup setelah dinyatakan hilang di Hutan Amazon.
Dilansir Grid.ID dari Tribunjatim.com pada Minggu (27/3/2022), kedua bocah ini ditemukan di dekat Desa Palmeira, Brazil, sejauh 35 km dari lokasinya menghilang.
Keduanya selama ini mencoba bertahan hidup di Hutan Amazon setelah tersesat di dalamnya.
Kedua bocah yang bernama Glauco (6) dan Gleisen (8) ini awalnya berpamitan hendak mencari burung di hutan dekat rumah.
Keduanya meninggalkan rumahnya di Manicore, Brazil pada tanggal 18 Februari 2022.
Sayangnya keduanya tak ditemukan hingga 260 orang dikerahkan untuk mencari Glauco dan Gleisen di belantara Hutan Amazon.
Usaha pencarian ini ternyata tak membuahkan hasil hingga pada 26 Februari 2022 Glauco dan Gleisen tak ditemukan.
Meski pencarian dihentikan, penduduk sekitar tetap berusaha mencari meski kemungkinannya sangat kecil.
Setelah 27 hari yang mencekam, mereka akhirnya ditemukan setelah seorang penebang kayu yang mendengar suara tangisan mereka.
Glauco dam Gleisen ditemukan dalam kondisi kurus kering dan dehidrasi, tubuh mereka penuh gigitan serangga dan luka goresan.
"Mereka kurang gizi, dan memiliki infeksi pada kulit, telinga dan punggung," ujar Eugino Taveres, Dokter Pediatrik Rumah Sakit Manaus.
Kedua anak ini bertahan hidup dengan meminum air hujan dan sungai serta makan buah-buahan liar bernama Sorva.
Gleisen sempat menggendong sang adik lantaran Gleico tak sanggup berjalan karena kekurangan gizi.
Meskipun bukan yang pertama, tapi faktor usia membuat kedua bocah ini menjadi bahan perbincangan.
Melansir Kompas.com, seorang pilot berusia 36 juga sempat tersesat di Hutan Amazon selama 36 hari.
Antonio Sena tersesat di Hutan Amazon lantaran kecelakaan pesawat yang dialaminya.
Untungnya ia sudah mempelajari berbagai trik bertahan hidup di alam liar.
Setiap pagi, ia akan mengikuti arah fajar dan berjalan mencari tempat yang ada penduduknya.
Hingga beberapa hari menunggu, bantuan tak kunjung datang, Antonio tetap mencoba berpikiran positif.
"Saya menyadari bahwa mereka belum menemukan saya dan bahwa saya perlu mencari cara untuk meninggalkan tempat itu dan menemukan keluarga saya lagi," kata Antonio.
"Saya memutuskan untuk berjalan ke timur, menuju Matahari, dan saya berjalan setiap pagi sekitar dua hingga empat jam," sambungnya.
"Saya juga harus membuat rencana ketika malam tiba, membangun tempat berlindung dan menyiapkan api," lanjutnya.
Pencarian Antonio rupanya sempat dihentikan, untung saja ia berhasil keluar dari Hutan Amazon dengan sendiri.
"Saya akhirnya bisa memeluk mereka, dan memberi tahu mereka betapa saya mencintai mereka," kata Antonio.
"Saya melakukan semua itu hanya untuk mereka, hanya memikirkan mereka setiap saat, setiap saat," sambungnya.
(*)
Tangis Nunung Pecah saat Singgung Soal Kariernya di Dunia Hiburan, Sebut Perannya Kini Sudah Tergantikan
Source | : | Kompas.com,Tribun Jatim |
Penulis | : | Annisa Marifah |
Editor | : | Nesiana |