Bikin Geleng Kepala! Korban Tabrakan Sejoli Nagreg Dibuang Hidup-hidup ke Sungai, Kolonel P Justru Beri Jawaban Enteng Ini

Laporan Wartawan Grid.ID, Mahdiyah

Grid.ID - Kasus tabrakan sejoli di Nagreg kini masih dalam persidangan.

Sebelumnya, kasus tabrakan sejoli ini sempat menghebohkan publik.

Pasalnya, korban tak hanya ditabrak dengan mobil, namun jasad mereka juga dibuang ke sungai.

Bahkan, salah satu korban, yakni Handi diketahui masih dalam keadaan hidup ketika dibuang ke sungai.

Dikutip dari artikel Grid.ID sebelumnya, ayah Handi, yakni Etes Hidayatullah yang hadir dalam persidangan Selasa (15/3/2022) lalu pun mengungkap rasa sakit hatinya.

Dirinya mengaku masih tak menyangka nasib anaknya akan berakhir begitu tragis.

Terlebih pelaku yang membuang anaknya adalah oknum anggota TNI.

"Kalau anak saya dibawa ke Puskesmas, ada pertolongan, mungkin sekarang masih bisa hidup," ujarnya.

Baca Juga: 'Mungkin Sekarang Masih Hidup', Masih Sangat Sakit Hati Saat Bersaksi dalam Persidangan Tabrakan Sejoli Nagreg, Begini Ungkapan Pilu Ayah Korban

Baru-baru ini, persidangan pun kembali digelar di Pengadilan Militer Tinggi II Jakarta, Kamis (31/3/2022).

Dikutip Grid.ID dari TribunJakarta.com pada Kamis (31/3/2022), ahli forensik dr Muhammad Zaenuri Syamsu Hidayat pun dihadirkan untuk memberikan kesaksian berdasarkan hasil autopsi.

Ia menjelaskan bahwa berdasarkan autopsi, Handi diketahui dibuang dalam keadaan masih hidup.

"(Kemungkinan untuk selamat) Besar, besar. Karena dia hanya (mengalami luka) patah linear saja ya. Orang pendarahan di otak saja menunggu proses lama baru meninggal," ujarnya.

Kendati begitu, ia enggan menjelaskan secara pasti kapan Handi meninggal dunia.

Namun, ia menyebutkan bahwa wajah korban sudah tidak bisa dikenali.

"Kemudian kematian lebih dari lima hari dari pemeriksaan saya karena memang (jasad) sudah pembusukan lanjut. Saya enggak berani bilang berapa hari, karena itu bisa menjebak kita sendiri," kata Zaenuri.

"Wajahnya (Handi) tidak bisa diidentifikasi, hanya gigi itu," jelasnya.

Sedangkan Kolonel P mengaku nekat membuang Handi lantaran tubuh korban sudah kaku.

Baca Juga: Tak Kuasa Tolak Perintah Kolonel P untuk Buang Jasad Sejoli Nagreg di Sungai, Kopda Andreas Bercucuran Air Mata saat Persidangan, Akui Ingat Hal Ini

Sehingga, ia mengira korban sudah meninggal dunia saat itu.

"Saya buang (Handi) dalam keadaan kaki menekuk karena sudah kaku. Apakah itu bisa dinyatakan dia bisa meninggal atau tidak?" ujar kolonel P.

"Jadi memang saya orang awam, tidak tahu, saya temukan, kemudian saya buang sudah dalam keadaan kaku. Ya pikiran saya sudah meninggal," lanjutnya.

(*)

PROMOTED CONTENT