Grid.ID - Serah terima program perguliran sanitasi aman dan sehat dilakukan oleh Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas di Kelurahan Sukun dan Tunjungsekar, Kota Malang, Jawa Timur, Kamis (31/3/2022).
Acara serah terima program perguliran sanitasi aman Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas (YDKK) dilakukan di Kantor Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Sukun ”Sukun Jaya” dengan dihadiri Wakil Wali Kota Malang, Sofyan Edi Jarwoko.
Hadir juga dalam acara tersebut Ketua Dewan Pengurus YDKK Antonius Tomy Trinugroho, Manajer Eksekutif YDKK Anung Wendyartaka, Urban Environment Officer USAID Ryan Weddle, Lurah Sukun Andin Yunistiyanto, Lurah Tunjung Sekar Subhan Effendi, perwakilan penerima manfaat, dan warga lain.
Di Kelurahan Sukun, pembangunan jamban sehat dan aman dilakukan di dua RW, yaitu RW 003 dan RW 004.
Sebanyak 30 penerima manfaat di kelurahan padat penduduk tersebut. Selain itu, di sana juga dibangun jamban komunal.
Yayasan DKK membantu Rp240 juta untuk membangun 60 jamban tangki septik kedap (biofilter) di Kelurahan Sukun dan Tunjungsekar.
Model kolaborasinya, DKK membantu 50 persen biaya pembangunan jamban dan 50 persen lainnya diangsur warga penerima manfaat.
Angsuran itu digunakan lagi untuk membangun jamban bagi tetangga sekitar.
Ketua Dewan Pengurus YDKK Antonius Tomy Trinugroho mengatakan, YDKK sejak 1980 sudah mengelola dana dari para pembaca harian Kompas. Dana tersebut harus disalurkan.
”Awalnya penyaluran dana hanya untuk tanggap bencana. Kali ini, kami juga melakukan program pemberdayaan masyarakat dengan fokus pada penyediaan air bersih dan sanitasi sehat,” kata Tomy.
Menurut Tomy, program dilakukan juga sebagai salah satu upaya untuk menekan angka tengkes.
”Prevalensi tengkes secara nasional masih 30 persen. Persoalan tengkes penting karena berpengaruh ke kualitas sumber daya manusia Indonesia.”
“Dengan sanitasi baik, bersih, dan aman, maka harapannya akan berkontribusi pada kualitas hidup dan bisa menekan tengkes,” tambahnya.
YDKK dalam menggarap program tersebut bergerak menggandeng USAID-IUWASH.
”USAID-IUWASH punya kelompok dampingan sehingga kami bisa menyalurkan dana dengan baik dan transparan. Dana ini tidak diberikan begitu saja, tetapi dengan sistem perguliran,” katanya.
Program sanitasi serupa juga dilakukan YDKK di Magelang dan membangun akses air bersih di Surakarta. Keduanya di Provinsi Jawa Tengah.
Ryan Weddle mengatakan, USAID Indonesia mengapresiasi semua pihak dalam menyukseskan kemitraan tersebut.
”Kami senang melihat tangki septik baru di 60 rumah warga di Kelurahan Sukun dan Tunjungsekar, di mana itu akan memberikan akses sanitasi lebih baik, mengurangi praktik buang air besar sembarangan, dan pada akhirnya memastikan anak-anak dan generasi mendatang memiliki kualitas hidup yang lebih baik,” katanya.
Baca Juga: Wujud Kepedulian Pembaca Kompas dengan Membangun Rumah Warga Terdampak Badai Seroja di Kupang
Ryan mengapresiasi dukungan Pemerintah Kota Malang agar warganya bisa mendapatkan sanitasi sehat dan aman.
”Komitmen bersama ini baik. Dengan akses air minum dan sanitasi lebih baik, akan membuat perubahan bagi generasi mendatang dgn kualitas hidup lebih baik ke depan,” katanya.
Wakil Wali Kota Malang Sofyan Edy Jarwoko berterima kasih dan mengapresiasi program YDKK dan USAID tersebut. Baginya, kesehatan masyarakat adalah komitmen bersama yang harus diwujudkan.
”Budaya hidup sehat penting. Jauh lebih penting juga, kita bersama-sama membudayakan hidup sehat menjadi kebiasaan sehari-hari termasuk sanitasi.”
“Membudayakan hidup sehat demi peningkatan kualitas hidup lebih baik,” ujar Sofyan.
Apalagi pada 1 April mendatang, menurut Sofyan Edi, Kota Malang akan merayakan HUT ke-108.
Dengan penyerahan sanitasi sehat dan jamban komunal di Sukun tersebut, menurut Sofyan Edi, akan menjadi hadiah terindah bagi Kota Malang dari para pembaca Kompas dan USAID.
”Ke depan, menjadi tugas kita semua di sini untuk merawat dan melanjutkan program-program yang masih ada,” kata Sofyan Edi.
Suedi (65), penerima manfaat sanitasi sehat asal RT 002 RW005 Kelurahan Sukun, mengaku berterima kasih dengan dibangunnya sanitasi biofilter di sana.
Baca Juga: Peduli Literasi, DKK Salurkan Donasi Buku #AkuBaca untuk Pemulihan Sekolah Pasca-Bencana
“Awalnya saya khawatir karena banyak sumur-sumur warga di sini tidak bisa digunakan lagi karena tercemar kotoran dari tangki septik.”
“Tangki septik milik saya pun dengan cepat penuh dalam hitungan bulan. Rupanya, memang tangki septik buatan awal tidak ramah lingkungan,” tuturnya.
Soedi yakin, bantuan sanitasi sehat dari DKK dan USAID bakal menyelesaikan persoalan warga. (*)
Penulis | : | Grid |
Editor | : | Okki Margaretha |