Laporan Wartawan Grid.ID, Novia
Grid.ID - Seperti yang kita ketahui, umat muslim telah memasuki ibadah di bulan Ramadan 2022.
Sudah berlangsung selama 4 hari, bagaimana ibadah Ramadan umat muslim semua?
Semoga Ramadan 2022 atau 1443 H, umat muslim sekalian tetap lancar tanpa halangan ya!
Nah, bagi umat muslim yang sedang mendapat halangan dan harus melakukan mandi wajib, Grid.ID akan memberikan tata caranya nih.
Biasanya, mandi wajib atau mandi junub diharuskan bagi umat Islam setelah berhubungan badan atau perempuan yang menyelesaikan masa haid.
Lantas kapan waktu untuk melakukan mandi wajib saat bulan Ramadhan? Sesudah atau sebelum sahur?
Dikutip dari TribunRamadan.com, Rabu (6/4/2022), Dosen UIN Raden Mas Said Surakarta, Dr. H. Muh. Nashiruddin, S.Ag, M.A, M.Ag, menjelaskan mengenai waktu yang tepat melakukan mandi wajib.
"Jawabannya adalah tergantung waktu yang tersisa untuk sahur, karena sahur yang jelas ada waktu yang terbatas sampai pada terbitnya fajar shodiq atau masuknya waktu subuh," ujar Nashiruddin dalam tayangan YouTube Tribunnews.com program Tanya Ustaz.
Ia menyampaikan, apabila waktu yang tersisa untuk sahur tinggal sedikit, maka diutamakan melakukan sahur terlebih dahulu.
Setelah sahur baru melakukan mandi wajib.
Apabila waktu yang dimiliki masih banyak dan memungkinkan untuk mandi wajib, maka terlebih dahulu mandi wajib agar tubuh dalam keadaan bersih.
Nashiruddin mengatakan, apabila waktu yang dimiliki sebelum sahur sangat sedikit, bisa diluangkan untuk membasuh kemaluannya dan kemudian wudu terlebih dahulu.
Lantas bagaimana tata cara mandi wajib yang baik dan benar menurut islam.
Dikutip Grid.ID dari website islam.nu.or.id, sebelum mamndi wajib sebaiknya membaca niat.
1. Niat Mandi Junub atau Mandi Wajib
Dalam mandi janabah tau mandi junub seseorang wajib melaksanakan dua rukun.
Yang pertama yakni niat kesengajaan yang diungkapkan dalam hati.
Namun, bila ia mampu melafalkan secara lisan, hal ini lebih utama.
نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ اْلحَدَثِ اْلأَكْبَرِ مِنَ اْلِجنَابَةِ فَرْضًا لِلهِ تَعَالَى
"Aku niat mandi untuk menghilangkan hadats besar dari janabah, fardhu karena Allah ta'ala."
Dalam madzhab Syafi'i, niat harus dilakukan bersamaan dengan saat air pertama kali disiramkan ke tubuh.
2. Mengguyur Seluruh Tubuh dengan Air
Mengguyur seluruh bagian badan, tak terkecuali rambut dan bulu-bulunya.
Untuk bagian tubuh yang berambut atau berbulu, air harus bisa mengalir sampai ke kulit dalam dan pangkal rambut/bulu.
Hal ini diasumsikan agar tubuh tidak lagi mengandung najis.
Selain hal-hal yang wajib ini, ada juga sejumlah kesunnahan dalam mandi janabah.
Imam al-Ghazali dalam Bidâyatul Hidâyah secara teknis menjelaskan adab mandi janabah dengan cukup rinci mulai dari awal masuk kamar mandi hingga keluar lagi.
Pertama, saat masuk ke kamar mandi ambilah air lalu basuhlah tangan terlebih dahulu hingga tiga kali.
Kedua, bersihkan segala kotoran atau najis yang masih menempel di badan.
Ketiga, berwudhu sebagaimana saat wudhu hendak shalat termasuk doa-doanya.
Lalu akhiri hal tersebut dengan menyiram kedua kaki.
Keempat, mulailah mandi janabah dengan mengguyur kepala sampai tiga kali, bersamaan dengan itu berniatlah menghilangkan hadats dari janabah.
Berikutnya, guyur bagian badan sebelah kanan hingga tiga kali, kemudian bagian badan sebelah kiri juga hingga tiga kali.
Jangan lupa menggosok-gosok tubuh, depan maupun belakang, sebanyak tiga kali.
Selain itu, juga diwajibkan menyela-nyela rambut dan jenggot (bila punya).
Pastikan air mengalir pada lipatan-lipatan kulit dan pangkal rambut.
Sebaiknya hindarkan tangan dari menyentuh kemaluan, kalaupun tersentuh, berwudhulah lagi.
Di antara seluruh praktik tersebut yang wajib hanyalah niat, membersihkan najis (bila ada), dan menyiramkan air ke seluruh badan.
Selebihnya adalah sunnah muakkadah dengan keutamaan-keutamaan yang tak boleh diremehkan.
Orang yang mengabaikan kesunnahan ini, kata Imam al-Ghazali, merugi karena sejatinya amalan-amalan sunnah tersebut menambal kekurangan pada amalan fardhu.
(*)
Larang Ayah Rozak Jadi Calon Wali Kota Depok, Ayu Ting Ting Ngaku Tolak Tawaran Terjun ke Dunia Politik, Ternyata ini Alasannya
Source | : | Tribunnews.com,Islam.nu.or.id |
Penulis | : | Novia |
Editor | : | Silmi |