Laporan Wartawan Grid.ID, Anggita Nasution
Grid.ID - Kabar duka datang dari pesinetron Boy Hamzah.
Ayah mertuanya bernama H.M. Taufik Mukri meninggal dunia.
Aktor berusia 33 tahun itu mengatakan ayah mertuanya meninggal dunia akibat penyakit stroke yang dideritanya sejak lama.
Sayangnya, pengobatan tertunda akibat pandemi covid-19.
"Awal sakit itu Juli, waktu Mama saya meninggal aja beliau sudah sakit, ketika beliau masuk rumah sakit akibat stroke di Banjarmasin."
"Kebetulan dari Banjar itu harus di rujuk ke Jakarta, cuma situasi pada saat itu masih pandemi yang memang menyulitkan orang tua umur segitu untuk berangkat ke Jakarta," tutur Boy Hamzah saat ditemui di kediamannya Cibubur, Minggu (15/5/2022).
Meski sempat tertunda akhirnya ayah mertuanya bisa dibawa ke Jakarta dan langsung menjalani operasi di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD).
"Alhamdulillah setelah beberapa bulan kemudian sekitar bulan Desember, Abah bisa tahun lalu, itu bapak menjalani operasi atau tindakan yang dikenal yakni DSA."
"Jadi kayak diberikan cairan di otaknya, dan itu memperjalan darahnya, Alhamdulillah sebenarnya syaraf-syarafnya sudah sembuh setelah menjalani itu," jelasnya.
Sempat sehat setelah menjalani operasi namun kesehatannya menurun sehingga harus dilakukan tindakan operasi kembali.
"Sampai akhirnya beberapa hari lalu, bapak itu mengalami serangan jantung. Akhirnya dilarikan ke Rumah Sakit di Depok dan disitu harus diambil tindakan operasi pemasangan ring di jantungnya."
"Bapak enggak mau di pasang ring di jantungnya, sampai anak-anak tuh ngebujukin bapak, karena kan anak-anak tuh semua itu pengin punya harapan lagi," ucap Boy.
Sayangnya setelah berhasil pemasangan ring di jantung tak lama berselang sang mertua menghembuskan napas terakhirnya.
"Kita terus di rumah sakit, engga tenang sampai akhirnya katanya Abah udah gak ada," ujar Boy.
Jenazah pun sudah dibawa ke Kalimantan untuk disemayamkan di sana.
"(Kenapa di Kalimantan) Istrinya di makamkan di sana, karena pengen dekat dengan keluarganya, masyarakat sana juga sudah menunggu," tutupnya.
(*)
Penulis | : | Anggita Nasution |
Editor | : | Nesiana |