Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana
Grid.ID – Hepatitis akut misterius menjadi masalah baru yang ditakuti banyak masyarakat.
Setelah pertama kali terkonfirmasi di Inggris Raya, para orangtua juga kini dibikin geger dengan kemunculan hepatitis akut misterius yang mulai merebak di Indonesia.
Bahkan, kecemasan semakin bertambah usai tujuh anak di Jakarta, Sumatera Barat, Kalimantan Timur, dan Jawa Timur meninggal dunia diduga terjangkit penyakit misterius ini.
Berdasar update data terakhir pada Jumat (13/5/2022), Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah mencatat total 18 kasus dugaan hepatitis akut misterius di sejumlah daerah.
Melansir laman Mirror via Tribunnews.com, gejala paling umum pada anak-anak ketika dilarikan ke rumah sakit akibat hepatitis, seperti:
- Sakit kuning (71%)
- Muntah (63%)
- Kotoran pucat (50%)
- Diare (45%)
- Mual (31%)
- Sakit perut (42%)
- Lesu (50%)
- Demam (31%)
- Masalah pernapasan (19%).
Anak-anak dengan hepatitis sebelumnya terinfeksi adenovirus tipe 41, yang menyebabkan masalah perut.
Namun sebelum hepatitis, jenis adenovirus 41 ini juga dapat menyebabkan sakit perut, muntah, mual, dan diare.
Agar orangtua bisa menjaga kesehatan dan keselamatan anak-anaknya, berikut lima fakta yang wajib diketahui tentang hepatitis akus misterius.
Dilansir Grid.ID dari Kompas.com, berikut penjelasannya:
1. Wabah global
Karena penyebarannya yang cepat, maka status Kejadian Luar Biasa (KLB) langsung ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tanggal 15 April.
Berdasar data WHO, kini sudah ada 20 negara yang mendapati kasus hepatitis akut misterius di wilayahnya.
2. Penyebab pasti belum diketahui
Sudah menelan banyak nyawa, tapi hepatitis akut misterius belum ditemukan penyebabnya.
Hal itu diungkapkan oleh Kemenkes atau CDC.
"Kami tidak tahu dan sedang menyelidiki peran faktor apa yang berperan dalam penyakit ini, seperti paparan racun atau infeksi lain yang mungkin dimiliki anak-anak," kata CDC.
Akan tetapi, CDC sempat mendapati temuan bahwa mereka yang menderita penyakit itu memiliki adenovirus tipe 41, sejenis virus yang menyebabkan penyakit perut parah pada anak.
3. Vaksin hepatitis tidak bisa menangkal
Vaksin hepatitis yang sudah ada tidak mampu melawan penyakit ini.
"Kasus hepatitis ini tidak ada yang (tercakup oleh vaksin), jadi ini benar-benar membingungkan pejabat kesehatan masyarakat pada saat ini," kata Kepala Koresponden Medis ABC News, Jennifer Ashton.
Di Indonesia sendiri, vaksin hepatitis yang dimasukkan program imunisasi dasar hanyalah vaksin hepatitis B.
4. Tidak ada hubungannya dengan Covid-19
Ternyata banyak pejabat kesehatan tidak percaya penyakit yang menjangkiti anak ini terkait dengan Covid-19 atau vaksin Covid-19.
"Saya baru saja berbicara dengan direktur CDC, Rochelle Walensky, pagi ini, ia ingin saya menekankan bahwa sebagian besar kasus ini terjadi pada anak-anak berusia 2-5 tahun,” kata Ashton.
“Anak-anak ini, seperti yang kita semua tahu, tidak memenuhi syarat untuk vaksin Covid-19, jadi ini tidak ada hubungannya dengan vaksin,” lanjutnya.
5. Penanganan tepat dan cepat
Orangtua harus langsung membawa anak ke RS jika muncul gejala hepatitis akut misterius.
CDC telah menyarankan orangtua untuk mewaspadai beberapa gejala pada anaknya.
Misalnya demam, kelelahan, mual, muntah, sakit perut, nyeri sendi, penyakit kuning atau menguningnya bagian putih mata atau kulit, serta perubahan dalam warna urin atau feses.
Adapun protokol kesehatan yang harus tetap anak lakukan adalah sering mencuci tangan, menghindari orang sakit, menutupi batuk dan bersin, dan menghindari menyentuh mata, hidung, atau mulut.
(*)
Viral, Pembeli Curhat Disuruh Bayar Biaya Pakai Sendok dan Garpu Saat Makan di Warung Mie Ayam, Nota Ini Jadi Buktinya
Source | : | Kompas.com,Tribunnews.com |
Penulis | : | Devi Agustiana |
Editor | : | Devi Agustiana |