Laporan Wartawan Grid.ID, Mahdiyah
Grid.ID - Baru-baru ini, jagat maya digegerkan dengan video pengeroyokan seorang siswi SMP di Semarang.
Bahkan, dalam video yang beredar di jagat maya, siswi itu dikeroyok oleh lebih dari 5 orang temannya.
Dikutip Grid.ID dari KOMPAS.com pada Rabu (25/5/2022), awalnya, video itu diunggah oleh akun Instagram @kejadiansmg.
Siswi dalam video itu pun tampak dipukul, diinjak, bahkan dijambak oleh teman-temannya.
Kapolsek Semarang Tengah Kompol Indra Romantika mengungkap bahwa kini pihaknya telah menyelidiki kasus tersebut.
"Kita sudah lidik, kita juga sudah berkoordinasi dengan Kanit Reskrim Polrestabes Semarang," jelasnya.
Selain itu, meski pelaku dan korban tampak mengenakan seragam, polisi masih belum bisa menyebutkan asal sekolah dari para siswa tersebut.
"Untuk identifikasi sekolah mana belum bisa menyebutkan," lanjutnya.
Sedangkan, salah seorang saksi mata yakni seorang siswa SD yang bernama GL (12).
Dikutip Grid.ID dari TribunJateng.com pada Rabu (25/5/2022), GL yang saat itu tengah bermain layangan mengatakan bahwa korban awalnya datang dan duduk sendirian.
Tak berselang lama, teman-teman dengan seragam yang sama pun datang dan menghampirinya.
"Awalnya mbaknya yang dipukuli datang sendirian ke Aloon-aloon lalu duduk sendiri di sisi barat," ujarnya.
"Habis itu, ada teman-teman korban jumlahnya kalau enggak salah ada delapan datang ke lokasi sini berpakaian SMP semua," jelasnya.
GL pun mengatakan bahwa korban dan para pelaku sempat terlibat cekcok.
"Intinya ada satu siswi enggak terima diejek korban lalu dia mengajak dua temannya untuk memukuli korban," jelasnya.
Menyaksikan aksi pengeroyokan itu, GL pun mengaku kaget dan tak tahu harus berbuat apa.
Dirinya pun hanya bisa menyaksikan dari jauh kejadian tersebut.
GL pun mengungkap hal mengejutkan mengenai korban.
Dirinya mengungkap bahwa korban tak menangis sama sekali meski wajahnya dipenuhi darah.
"Mbaknya yang dipukuli enggak nangis. Hanya diam saja meskipun banyak luka berdarah. Kemudian ia minggir dari tengah lapangan," kata dia.
Meski ada keinginan untuk melerai, GL mengaku tak berani lantaran tidak ada orang dewasa di tempat tersebut.
"Jadi enggak ada yang melerai. Kami mau melerai ya takut. Mereka ada banyak. Kalau enggak salah ada sembilan orang termasuk korban," jelasnya.
(*)
Source | : | Kompas.com,Tribun Jateng |
Penulis | : | Mahdiyah |
Editor | : | Nesiana |