Grid.ID - Innalillahi, begini nasib pencipta lagu Lingsir Wengi di penghujung hidup.
Ternyata pencipta lagu Lingsir Wengi meninggal dunia dalam jerat kemiskinan.
Tak hanya itu, pencipta lagu Lingsir Wengi selama hidupnya juga tak pernah dapat royalti dari lagu-lagunya.
Innalillahi wa innailaihi rojiun, sosok musisi ini meninggal dunia dalam kondisi memilukan.
Kebanyakan orang Jawa Tengah dan Jawa Timur tentu mengenal lagu berjudul Lingsir Wengi.
Dikutip Gridhot dari laman Wikipedianya, lagu Lingsir Wengi merupakan lagu yang bercerita tentang anak muda yang sedang kasmaran dan selalu terngiang-ngiang gadis pujaannya tersebut.
Namun lingsir wengi malah kian populer sebagai lagu yang dipenuhi sisi mistis akibat pernah dipakai di sebuah film horor.
Meski populer, nyatanya pencipta Lingsir Wengi tak bisa menikmati total hasil karyanya.
Dilansir dari Tribun Solo, pencipta lagu Lingsir Wengi disebut bernama Sukap Jiman.
Sukap Jiman tutup usia pada Minggu (16/1/2022) di rumahnya yang berada di Sukoharjo, Jawa Tengah.
Sukap Jiman meninggal dunia di usia 88 tahun.
Sukap Jiman menjadi satu seniman musik keroncong dan campursari di Tanah Air yang tak beruntung.
Sebab, hingga akhir hayatnya, Sukap Jiman hidup dalam jerat kemiskinan.
Hal ini tentu menjadi ironi apabila mengingat karyanya yang berupa lagu Lingsir Wengi sangat populer di masanya.
Lagu Lingsir Wengi banyak diperdengarkan di banyak tempat.
Lagu tersebut juga dicover sejumlah YouTuber.
Namun, Sukap Jiman disebut tak mendapatkan royalti sama sekali.
Sukap Jiman diketahui hidup menumpang anaknya, di Desa Pucangan, Kecamatan Kartasura, Sukoharjo.
Rumah yang dia tinggali bersama anaknya sangat sederhana.
Dindingnya belum dilabur cat, atapnya hanya asbes, serta lantainya belum dikeramik.
Saat ditemui, keluarga Sukap Jiman berharap royalti dari lagu-lagu ayahnya tetap bisa cair.
Anak tertua Sukap Jiman, Nursarmisri mengatakan, ayahnya selama hidupnya telah menciptakan 8 lagu, seperti Lingsir Wengi, Mendung Sore, Loro Ati, dan Dudu Bandha Raja Brana.
"Ada tokoh masyarakat dari Kartasura yang sudah kami serahterimakan untuk mengurus royalti dari lagu ciptaan bapak. Tapi, Bapak belum menerima royalti dari lagu yang diciptakan," kata Nursarmisri.
Saking lamanya menunggu, Sukap Jiman sudah pasrah memikirkan royalti.
Ia sudah punya pikiran, mustahil baginya royalti itu cair.
"Bapak sudah tidak pernah tanya lagi soal royalti. Tapi kami harap, royalti tersebut bisa cair," pungkasnya.
Sukap Jiman, diketahui sempat muntah-muntah sebelum meninggal dunia.
Sebelum keluarga membawanya ke rumah sakit, nyawa Sukap sudah tidak tertolong.
Nursarmisri mengatakan, ayahnya memiliki riwayat penyakit stroke dan rematik.
"Kondisinya akhir-akhir ini sehat. Tapi sehatnya orang tua. Tidak mengeluh sakit," katanya.
Nursarmisri mengatakan, malam sebelum ayahnya meninggal, Sukap sempat nonton sinetron Ikatan Cinta.
"Bapak memang suka nonton sinetron Ikatan Cinta," ujarnya.
Saat menyaksikan sinetron tersebut, Sukap minta minum, dan diberikan air minum.
Tak seperti biasanya, dia tidak bisa minum sendiri, dan harus dibantu.
"Saya suapin pake sendok, tapi langsung muntah," kata dia.
Selang beberapa waktu, Sukap mengatakan ingin memakan bubur sumsum.
Nursarmisri kemudian membuatkan bubur, dan disuapkan kepada ayahnya, namun kembali dimuntahkan.
Pagi harinya, kondisi Sukap semakin memburuk. Dia sempat muntah dua kali, lalu meninggal dunia.
"Belum sempat dibawa ke rumah sakit, bapak sudah meninggal," ucapnya.
Dia tutup usia sekira pukul 09.30 WIB. Sukap Dikebumikan pukul 15.00 WIB di TPU Widorsari.
"Tadi dimakamkan jam 14.00 lebih sedikit. Acara pemakamannya maju, antisipasi hujan," kata dia.
Artikel ini telah tayang di GridHot.ID dengan judul, Innalillahi Wa Innailaihi Rojiun, Meninggal Dunia dalam Kondisi Pilu Terjerat Kemiskinan, Pencipta Lagu Lingsir Wengi Ini Hembuskan Napas Terakhirnya Tanpa Pernah Mendapat Royalti dari Lagu-lagunya
(*)
Innalillahi, Raffi Ahmad Bawa Kabar Duka, Suami Nagita Slavina Nyesek Kehilangan Sosok Wanita Kesayangannya Ini: Insyaallah Tenang
Source | : | GridHot.ID |
Penulis | : | None |
Editor | : | Fidiah Nuzul Aini |