Laporan Wartawan Grid.ID, Virgilery Levana
Grid.ID - Karya pertama Putra Siregar di dunia musik berjudul "Terhukum Rindu" akan segera dipublikasikan.
Lagu ini ditulis Putra Siregar dari balik jeruji besi selama dia menjalani proses hukum atas dugaan kasus pengeroyokan.
Melalui lagu ini, sahabat hingga keluarga pun dapat merasakan dengan jelas kerinduan terdalam dari Putra Siregar.
Salah satu sahabat, sekaligus produser dari Video Klip "Terhukum Rindu", Anji Manji mengatakan bahwa dirinya dapat merasakan kerinduan yang berbeda dari lagu ini.
"Saya yakin rindu kali ini merupakan rindu yang berbeda daripada rindu yang lainnya. Karena biasanya rindu itu terpisah oleh jarak, udah pasti akan bertemu, tapi ini entah berapa lama." ungkap Anji.
Bahkan Anji mengatakan lagu ini memiliki hubungan khusus dengan dirinya yang juga pernah berada di posisi Putra Siregar.
"Waduh, karena saya pernah mengalami hal itu, dulu saya membuat lagu disiksa rindu, kalau ini kan Terhukum Rindu. Jadi buat saya ini relate, liriknya sangat relate, jadi saya ngerjainnya juga dengan hati," lanjut nya.
Tak hanya Anji, Ria Ricis, salah satu sahabat yang ikut berpartisipasi dalam video klip inipun meneteskan air mata setelah menonton.
"Selama kita nonton aku ngga berhenti berkaca-kaca untuk menahan air mata, senyum bahkan aku sampai nangis" ungkap Ricis.
Ikut hadir dalam acara peluncurkan video klip "Terhukum Rindu", putri pertama Putra Siregar dan Septia Yetri Opani, Assyifa Ramdani Siregar ikut menangis setelah menonton.
Menurut Septia, putri sulungnya tersebut sudah memahami keadaan sang ayah yang saat ini sedang berada di dalam penjara.
"Sedih dia, Assyifa tadi langsung datang ke kursinya, nangis karena kalau Assyifa itu ngerti ya, nggak seperti adik-adiknya yang masih kecil kalau dia udah ngerti bahkan dia sampai hafal lagunya Terhukum Rindu," ungkap Septia.
Kini, Septia hanya berharap agar kasus yang melibatkan sang suami dapat segera diselesaikan agar bisa kembali berkumpul dengan keluarga.
Baca Juga: Rindu Putra Siregar, Septia Yetri Opani Akui Kerap Nangis Saat sang Anak Tanya Keberadaan Ayahnya
(*)
Nyesek, Abidzar Ternyata Sempat Jedotin Kepalanya ke Tembok Usai Tahu Uje Meninggal, Umi Pipik: Dia Nyalahin Dirinya
Penulis | : | Virgilery Levana Clarence |
Editor | : | Winda Lola Pramuditta |