Tragisnya, itu adalah hal terakhir yang pernah dicapainya.
Sebelum meninggalkan base camp, keluarga Arsentiev telah berteman dengan Ian Woodall dan Cathy O’Dowd.
Pasangan pendaki itu berbagi antusiasme psangan, dan mereka semua mampu mengikat sebelum memulai perjalanan.
Sayangnya, Woodall dan O’Dowd yang pertama kali bertemu Fracys Arsentiev saat dia turun, dan tepat sebelum kematiannya.
Pada mulanya, Woodall dan O’Dowd mengira mereka melihat tubuh yang baru membeku di ketinggian sekitar 25.000 kaki.
Tetapi ketika tubuh mulai kejang hebat, mereka menyadari bahwa orang ini masih hidup, dan ternyata itu adalah teman baru mereka.
Arsentiev ‘bukan tipe pendaki yang obsesif, dia banyak berbicara tentang putranya dan rumahnya,’ kenang O’Dowd, melansir allthatsinteresting.
Baca Juga: Lima Kisah Memilukan Mayat 'Abadi' Para Pendaki Gunung Everst
Di saat-saat terakhirnya, Arsentiev mengulang tiga frasa yang sama ‘seperti rekaman yang macet’, berulang-ulang, ‘Jangan tinggalkan aku’, ‘Mengapa kamu melakukan ini padaku’, dan ‘Aku orang Amerika’.
Pada saat mereka menemukannya, Arsentiev sudah menderita radang dingin.
Kulitnya mengeras dan pucat, dan sangat seperti lilin, sehingga O’Dowd menyamaknnya dengan Putri Tidur (Sleeping Beauty).
Mungkin yang paling tragis adalah kenyataan bahwa O’Dowd dan Woodall kemudian harus melepaskan teman mereka, agar mereka tidak mempertaruhkan nyawa mereka sendiri dan menjadi mayat Gunung Everest sendiri.
Viral Rumah Dijual Rp 27 Juta di Yogyakarta, Kondisinya Horor dan Bikin Merinding, Akan Dibeli Joko Anwar?
Source | : | intisari |
Penulis | : | None |
Editor | : | Fidiah Nuzul Aini |