Laporan Wartawan Grid.ID, Mahdiyah
Grid.ID - Masih ingat dengan Joko Suranto sang Crazy Rich Grobogan?
Seperti yang diketahui, nama Joko Suranto mendadak menjadi perbincangan lantaran ia rela menggelontorkan uang pribadi untuk memperbaiki jalan desa yang rusak.
Bahkan, diketahui jalan yang ia perbaiki itu kini menghubungkan 3 desa sekaligus.
Dikutip Grid.ID dari TribunJateng,com pada Jumat (17/6/2022), Joko diketahui telah menghabiskan Rp 2,8 miliar untuk memperbaiki jalan di desa Jetis, Kecamatan Karangayung, Grobogan.
Pasalnya, dirinya geram lantaran pemerintah tak kunjung turun tangan untuk memperbaiki jalan yang rusak.
Padahal, jalan tersebut sudah rusak selama 20 tahun lamanya.
"Sekitar Rp2 miliar lebih, panjangnya 1,8kilo betonnya lebarnya 4,5 meter. Itukan jalan lingkar yang menguubungkan tiga desa," ujar Kepala Desa Jetis, Suharnanik.
Nama Joko pun kian dikenal oleh publik lantaran ia juga telah membangun masjid dan memperbaiki jalan di beberapa tempat lain.
Namun, hal itu ternyata itu tak selalu berbuah positif.
Dikutip Grid.ID dari KOMPAS.com pada Jumat (17/6/2022), Joko ternyata kini kerap menerima pesan yang berisikan permintaan masyarakat untuk memperbaiki jalan di kampung mereka.
Bahkan, ia mengungkap jika masyarakat yang memintanya memperbaiki jalan tersebut berasal dari berbagai daerah.
"Dari banyak tempat tidak hanya dari Jawa Barat saja yang DM itu," ujarnya.
Membaca pesan dari masyarakat pun tak ayal membuat hati Joko langsung dilema.
Di sisi lain dirinya ingin membantu masyarakat agar memiliki akses yang memadai, namun, ia juga khawatir dengan mental masyarakat yang kerap meminta-minta.
"Ya saya akui sedih juga, pasalnya saya juga pernah di posisi itu," ujarnya.
"Jangan sampai masyarakat kita ini mentalnya gampang menyerah, gampang meminta pada orang yang tidak di kenal," lanjutnya.
Kendati merasa iba dan ingin membantu, Joko menegaskan bahwa dirinya tak ingin masyarakat Indonesia menjari orang yang senang meminta-minta.
Namun, ia mengaku sadar jika ada banyak permasalahan yang tengah terjadi di Tanah Air.
"Meskipun sedih, saya selalu ingat pesan ayah saya, 'harus bisa melumpuhkan diri sendiri, harus bisa berusaha sendiri, tidak gampang menyerah apalagi menengadahkan tangan pada orang lain,'," tuturnya.
"Tapi satu sisi saya sadar bahwa Indonesia ini tidak baik-baik saja, jadi ini sangat dilema," jelasnya.
(*)
Source | : | Tribun Jateng,KOMPAS.com |
Penulis | : | Mahdiyah |
Editor | : | Silmi |