Grid.id - Pertumbuhan ekonomi yang ditopang geliat sektor riil sangat terkait dengan peran teknologi. Saat ini hampir semua negara mendorong perekonomiannya ke arah digital, termasuk Indonesia. Dalam laporan E-conomy SEA 2021 dari Google, Temasek, dan Bain & Company menyebutkan, ekonomi digital Indonesia diperkirakan memiliki total nilai penjualan (Gross Merchandise Value/GMV) mencapai 70 Miliar Dollar AS atau sekitar Rp 994 Triliun pada 2021.
Nilai ini mengalami kenaikan 49 persen dibandingkan tahun lalu dilihat dari pertumbuhan majemuk (Compound Annual Growth Rate/CAGR). Nilai ekonomi digital di Indonesia ini juga menjadi rekor nilai ekonomi digital tertinggi di Asia Tenggara.
Meski penetrasi pengguna internet tinggi, internet cenderung masih dianggap sebagai sarana komunikasi dan hiburan. Belum lagi dalam dua tahun terakhir, masih ada kesenjangan digital di Indonesia yang terjadi di berbagai wilayah baik antarwilayah daratan dan kepulauan maupun antarwilayah kabupaten dan kota. Tingginya kesenjangan digital ini terkait erat dengan ketersediaan sarana dan prasarana yang dibutuhkan serta literasi digital.
Masih tingginya kesenjangan digital ini menjadi kendala dalam pengembangan potensi ekonomi digital di Indonesia.
Untuk menghadapi tantangan dan mewujudkan potensi nilai ekonomi digital tersebut, maka Indonesia perlu membuka peta jalan akses berbagai macam sektor bisnis untuk bergabung dan memperkuat bangunan ekosistem ekonomi digital. Salah satunya dengan mengetahui potensi pertumbuhan ekonomi digital per daerah.
FGD Indonesia Digital Economy Index 2022 yang merupakan kolaborasi antara Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia dengan Lazada yang kajian risetnya diinisiasi oleh Litbang Kompas, diselenggarakan untuk mendukung dan mengoptimalkan potensi ekonomi digital agar berkontribusi nyata terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.
Harapannya, melalui indeks tersebut dapat diketahui gambaran pertumbuhan dan pembangunan ekonomi digital, kesenjangan digital antar wilayah, serta potensi pembangunan ekonomi digital.
Kegiatan ini bekerja sama dengan berbagai Kementerian dan instansi terkait seperti Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Komunikasi dan Informatika, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, Badan Pusat Statistik dan Asosiasi E Commerce Indonesia.
Dimensi dan Indikator Indeks yang telah disusun oleh Tim dari Kemenko Perekonomian, Lazada dan Litbang Kompas akan di sosialisasikan melalui Focus Group Discussion (FGD) secara luring untuk menerima masukan dan tanggapan dari stakeholder terkait. Analisis data sekunder akan menjadi tahapan selanjutnya untuk
menyaring daerah yang memiliki nilai tertinggi pada masing-masing kategori.
Untuk memperkuat pengukuran, pada daerah-daerah tersebut akan dilakukan survei terkait tingkat kesiapan masyarakat dan tingkat literasi ekonomi digitall.
FGD akan dilaksanakan secara luring pada Jumat (17/6) di Hotel Santika Premiere Hayam Wuruk Ruang Sky Lounge Lantai 22, Jalan Hayam Wuruk No.125, Jakarta. Hadir sebagai narasumber pada acara ini Direktur Ekonomi Digital Kementerian Komunikasi dan Informatika I Nyoman Adhiarna, Asisten Deputi Pengembangan Ekonomi Digital Rizal Edwin, dan Country Head of Public Policy Lazada Waizly Darwin.
Peserta diskusi panel berasal dari berbagai Kementerian dan instansi terkait seperti Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Komunikasi dan Informatika, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, Badan Pusat Statistik dan Asosiasi E commerce Indonesia.
Pelakasanaan survei melibatkan tim peneliti dari Litbang Kompas dan hasil survei akan diolah dan dirilis dalam sebuah forum penghargaan oleh Lazada sebagai bentuk apresiasi kepada daerah-daerah yang dinilai berhasil mengembangkan ekonomi digitalnya dan sebagai bentuk dorongan bagi daerah lain untuk mengembangkan potensi ekonomi digitalnya.
Harapannya melalui FGD ini dapat memberikan gambaran pertumbuhan dan pembangunan ekonomi digital di Indonesia, termasuk gambaran mengenai kesenjangan ekonomi digital antardaerah di Indonesia. Melalui gambaran pertumbuhan dan kesenjangan tersebut, dapat dilihat potensi ekonomi digital berdasarkan kategori wilayah hingga nantinya dapat mendorong daerah tersebut untuk mengembangkan ekonomi digitalnya.
Viral Peserta Indonesian Idol Punya Suara Unik Mirip Optimus Prime, Anang Hermansyah Langsung Ramal Begini
Penulis | : | Grid |
Editor | : | Irene Cynthia |