Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana
Grid.ID – Usai dua tahun tutup akibat pandemi Covid-19, kini Monumen Nasional (Monas) akhirnya dibuka kembali untuk masyarakat umum, per Kamis (16/06/2022).
Akan tetapi, memang pembukaan masih merupakan uji coba kunjungan.
Mengutip Kompas.com, masyarakat yang mengunjungi Monas pada periode uji coba ini hanya bisa mengunjungi area tertentu saja, seperti pada area taman dan lapangan.
Adapun jam buka Monas untuk periode uji coba mulai dari pukul 06.00-16.00 WIB.
Berbicara mengenai Monas, sampai saat ini tugu tersebut masih dikenal sebagai lambang Jakarta, bahkan Indonesia.
Selain itu, Monas juga memiliki banyak fakta unik baik dari asal-usulnya hingga proses pembangunannya, loh. Penasaran apa saja?
Berikut ini fakta unik Monas yang sudah Grid.ID lansir dari laman Tribun Manado:
1. Pembangunan yang ditentang
Monas mulai dibangun pada 17 Agustus 1961.
Namun saat pembangunannya, Monas sempat ditentang oleh berbagai kalangan, khususnya mahasiswa.
Tinggi Monas yang 132 meter tersebut merupakan salah satu proyek mercusuar Presiden Soekarno, selain Gelora Bung Karno dan banyak tugu lainnya.
Banyak pihak yang menganggap membangun Monas adalah suatu pemborosan mengingat Indonesia yang belum begitu lama merdeka dan masih membangun dalam berbagai sektor.
2. Bangunan yang memiliki makna
Bentuk Monas melambangkan lingga dan yoni.
Adapun lingga adalah tiang tanda kelaki-laki yang melambangkan kesuburan.
Sedangkan yoni adalah landasan obelisk yang melambangkan perempuan yang feminin.
Nah, ide tersebut berasal dari Soekarno sendiri.
Bentuk monas juga sering disandingkan dengan alu dan lesung, untuk menumbuk padi.
Untuk ukuran Monas melambangkan tanggal Kemerdekaan RI, yakni tinggi pelataran cawan dari dasar 17 meter.
Sedangkan rentang tinggi antara ruang museum sejarah ke dasar cawan adalah 8 meter (3 meter di bawah tanah, ditambah 5 meter tangga menuju dasar cawan).
Terakhir, luas pelataran yang berbentuk bujur sangkar, berukuran 45 x 45 meter.
3. Sempat ganti nama
Tidak banyak orang tahu, ternyata Monas dan area sekitarnya dikenal dengan berbagai nama.
Sebut saja Lapangan Gambir, Lapangan Ikada, Lapangan Merdeka, Lapangan Monas, dan Taman Monas.
4. Penyumbang emas
Situs majalah Bobo menjelaskan bahwa Teuku Markam, seorang saudagar yang berasal dari Nanggroe Aceh Darussalam menyumbang 28 kilogram untuk melapisi lidah api Monas.
Semasa hidupnya, Teuku Markam memang terus berjuang membela Tanah Air dan meninggal pada tahun 1985.
Saat pertama kali dibangun, emas yang digunakan untuk melapisi lidah api mempunyai berat 35 kilogram.
Namun pada tahun 1995, saat Indonesia merayakan ulang tahun emas kemerdekaan yaitu 50 tahun lapisan emasnya ditambah lagi hingga seberat 50 kilogram.
Adapun lidah api ini melambangkan semangat perjuangan rakyat Indonesia yang berkobar saat melawan penjajah.
5. Lokasi PRJ pertama
Pekan Raya Jakarta (PRJ) diadakan pertama kali pada 1968.
PRJ ini pertama kali digelar di Monas, loh.
6. Pelataran puncak
Mengutip Bobo.id, pelataran di puncak Monas memiliki luas 11x11 meter yang bisa dinaiki pengunjung secara bergantian.
Dari pelataran tersebut, pengunjung dapat memandang gedung-gedung tinggi di Kota Jakarta.
Bahkan, bila langit cerah, wisatawan bisa melihat Gunung Salak di Jawa Barat, Laut Jawa, dan Kepulauan Seribu.
(*)
Viral, Pembeli Curhat Disuruh Bayar Biaya Pakai Sendok dan Garpu Saat Makan di Warung Mie Ayam, Nota Ini Jadi Buktinya
Source | : | Kompas.com,bobo.id,Tribun Manado |
Penulis | : | Devi Agustiana |
Editor | : | Devi Agustiana |