Grid.id - Bentara Budaya Jakarta menghadirkan pameran Ilustrasiana di kota Bandung.
Pameran akan dibuka tanggal 26 Juni 2022 pukul 19.00 WIB dan diresmikan oleh Pidi Baiq.
Pameran ini merupakan rangkaian kegiatan Bentara Budaya menuju HUT Bentara di usia 40 tahun di bulan September 2022. Pameran pertama telah dilaksanakan di Bogor Creative Center bulan Mei 2022, dilanjutkan akan dilaksanakan di Urbane Indonesia-Bandung.
Rencana selanjutnya akan diadakan di beberapa kota Ambon, Payakumbuh, Yogyakarta dan akan berakhir di Bentara Budaya Jakarta di akhir September nanti.
Pameran ini akan menampilkan karya-karya dari Aditya Saputra, Alodia Yap, Andi Yudha Asfandiyar, Bima Nurin, Coretanino, Denny Row, Dessaf, Doddy Nursaiman, EorG, Evi Shelvia , Gerdi WK, Guruh Ramdani, Hari Prast, Iman Sudjudi, Iqbal Amirdha, Iwan Yuswandi, Komunitas Segar Deskov IKJ, Maman Mantox, Mohammad Taufiq (Emte), Oyasujiwo+Iput Ukra , Patra Aditia, Pidi Baiq, Sweta Kartika, Thomdean, Tita Larasati, Toni Masdiono, Triyadi Guntur W, Tsalitsa Kamila, Wastana Haikal, Yanita Indrawati, dan Yulian Ardhi.
Pameran ini diadakan dalam rangka menumbuhkan dan mengangkat dunia ilustrasi dengan para ilustrator, mewadahi dan menyampaikan aspirasi dan inspirasi mereka, terutama di daerah-daerah.
Ilustrasi sering kali dikaitkan dengan sampul sebuah buku, padahal ilustrasi tidak hanya terkait dengan sampul buku saja. Dalam perkembangannya ilustrasi berperan besar bagi manusia, terutama bagi dunia seni. Ilustrasi memudahkan manusia untuk menebak hal yang bersembunyi dalam sisi simbolik ilustrasi.
Ilustrasi juga sering bersinggungan dengan disiplin ilmu yang lain, setidaknya dengan ilmu semiotik. Hal ini terkait dengan pesan – pesan yang disampaikan oleh ilustrasi yang ada. Perkembangan ilustrasi menjadi perhatian Bentara Budaya, sebagai penanda perkembangan kebudayaan, maka sesungguhnya ilustrasi merupakan sisi kehidupan yang berada ada di garda depan.
Tema dari pameran ini adalah MULTIKULTURAL . Manusia membutuhkan manusia lain sebagai model dan pewujud gagasan bersama tentang dunia. Konsep bersama ini telah ada sejak dulu di Nusantara, kita telah berkomunikasi, bertukar hasil bumi hingga terjadi silang budaya meskipun tersebar di pulau-pulau yang berjauhan. Kehidupan multikultural telah mengendap, berakar dan menjadi keseharian manusia Indonesia kini. Tema besar multikulturalisme ini kami anggap menarik dan relevan untuk diangkat kembali dalam sebuah forum karya para illustrator nasional di sebuah pameran yang digagas oleh Bentara Budaya menuju ulang tahunnya yang ke 40.
Bandung adalah kota kedua setelah dibuka di Bogor yang menjadi kelanjutan rangkaian pameran “Ilustrasiana”. Bandung tidak dipilih sebagai kota yang “sekadar” disinggahi pameran ini, namun kota yang sengaja dituju sebagai tempat penghormatan tertinggi bagi seni Ilustrasi di Indonesia, menimbang dari sejarah dan perkembangannya yang terus mekar hingga kini. Pada pameran ini kita dapat melihat betapa unik dan beragamnya karya ilustrator yang sebagian besar berdomisili di Bandung. Keragaman dapat dilihat dari form, gagasan serta interpretasi peserta pada teks. Ide multikulturalisme diresap dalam presentasi baru, ia bukan lagi lingkup atau batas namun telah berubah menjadi ruh.
Bandung merupakan salah satu episentrum seni rupa yang menjadi induk dari ilustrasi, tempat bertemunya pemikiran dari lingkungan akademis, komunitas hingga profesional. Pameran ini memperlihatkan ilustrasi yang difungsikan untuk beberapa maksud, semisal ilustrasi untuk digunakan dalam kehidupan sehari-hari serta ilustrasi yang digunakan untuk pelepasan ekspresi diri.
Bangsa Indonesia patut mengingat pada kepemilikan semua jenis dan bentuk ilustrasi naratif dari gambar prasejarah di dinding goa, seni tradisi relief dalam pahatan batu candi, pajagong di wayang beber, wayang prasi pada daun lontar, buku-buku dan surat kabar yang terbit di zaman kolonial hingga poster dalam perjuangan merebut kemerdekaan yang diinisiasi oleh para seniman dalam Persatuan Ahli Gambar (Persagi).
Gambaran linimasa ini meskipun sedikit namun mampu memperlihatkan betapa kuat, dalam dan melimpahnya ilustrasi di negeri ini, hingga kita bicara ilustrasi saat ini dalam lingkungan media sosial yang terbuka.
Pameran ini tidak dalam kapasitas untuk menarik relasi sejarah dengan apa yang terjadi di hari ini, namun setidaknya pameran ini mengarahkan kita pada sebuah titik pencapaian dari perkembangan ilustrasi yang muncul dengan riuh mewakili jaman dan tempat para ilustrator ini tumbuh.
Bentara Budaya berharap pameran ini akan menjadi sebuah langkah awal untuk lebih menggiatkan dan mengukuhkan dunia ilustrasi dan ilustrator di tengah hiruk pikuknya seni rupa di Indonesia khususnya.
Pameran Ilustrasiana didukung pula oleh Urbane Indonesia, Santika Hotel Pasir Koja, Santika Hotel Bandung, Amaris Setia Budi Bandung, Tribun Jabar, Sonora Bandung, dan Raka FM Bandung.
Baca Juga: Ikuti Campaign Lazada, Hijab Wanita Cantik Sukses Untung Berkali Lipat dengan Produk Desain Sendiri
(*)
Nana Mirdad Trauma Punya ART Super Jorok dan Malas, Buang Bekas Pembalut Sembarangan hingga Sampah Berserakan: Mentalnya Capek!
Penulis | : | Grid |
Editor | : | Irene Cynthia |