Grid.ID - Nama Arawinda Kirana akhir-akhir ini sedang ramai diperbincangkan oleh public. Pasalnya pemeran film “Yuni” ini dituding berselingkuh dengan seorang pria yang sudah beristri.
Isu perselingkuhan yang dilakukan oleh Arawinda Kirana itu menjadi buah bibir public karena dianggap bertolak belakang dengan isu feminis yang disuarakan lewat film “Yuni” ini.
Geramnya public atas isu tersebut, muncul sebutan dalam Wikipedia Arawinda Kirana yang diubah menjadi pelakor.
Kabar dari isu tersebut memang sudah terdengar oleh banyak pihak, tidak terkecuali Ernest Prakasa. Sang komika ini memberikan tanggapan atas isu perselingkuhan tersebut.
Ernest Prakasa berkomentar bahwa kehidupan pribadi seorang actor tidak mencerminkan tokoh yang diperankannya saat dalam film.
Selain itu komika berusia 40 tahun ini mengkritik tentang sebutan pelakor. Ia berkata bahwa istilah pelakor itu lebih memojokan pihak perempuan. Padahal dalam kasus perselingkungan, pihak laki-laki pun turut andil dan harus bertanggung jawab juga.
“Saya tidak pernah suka istilah pelakor, karna lebih memojokkan perempuan. Padahal dalam perselingkuhan, si laki-laki pun bertanggungjawab.” tulis Ernest.
Tanggapan Ernest ini banyak mendapatkan komentar beragam dari public.
“perselingkuhan tidak akan terjadi jika si perempuan tidak menerima tawaran dari si laki-laki, ditambah lagi si perempuan juga sudah tau kalo laki-lakinya sudah punya istri” ungkap seorang netizen.
“Yap, anehnya cap pelakor di sematkan ke perempuan aja, padahal laki-laki juga turut andil tapi gaada istilah yg lebih spesifik ke laki nya” ujar netizen lainnya.
Source | : | Twitter,Lambeturah_official |
Penulis | : | Christine Tesalonika |
Editor | : | Nira Emily |