Laporan Wartawan Grid.ID, Mahdiyah
Grid.ID - Meninggalnya Brigadir J dalam insiden baku tembak polisi di rumah Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo masih menyita perhatian publik.
Ya, seperti yang diberitakan Grid.ID sebelumnya, Brigadir J terlibat baku tembak dengan Bharada E.
Akibatnya, Brigadir J pun meregang nyawa lantaran terkena luka tembakan.
Dikutip Grid.ID dari KOMPAS.com pada Kamis (14/7/2022), kejadian nahas itu terjadi pada Jumat (8/7/2022) lalu.
Awalnya, Brigadir J diduga melakukan pelecehan pada istri Irjen Ferdy Sambo.
Namun, istri Irjen Ferdy Sambo yang terbangun dari tidurnya pun langsung berteriak meminta tolong.
Bharada E yang berada di lantai 2 pun langsung turun untuk mengecek.
Namun, kedatangan Bharada E justru disambut tembakan oleh Brigadir J.
Keduanya pun langsung terlibat baku tembak hingga menyebabkan Brigadir J meninggal dunia.
Sedangkan, sebelum dimakamkan di kampung halamannya di Jambi, keluarga meminta agar peti jenazah Brigadir J dibuka.
Dikutip Grid.ID dari TribunJakarta.com pada Kamis (14/7/2022), peti jenazah sempat dilarang dibuka lantaran polisi telah melakukan autopsi pada jenazah.
Namun, ibunda Brigadir J terus memohon pada polisi untuk mengizinkannya membuka peti sang putra.
Samuel Hutabarat, ayah Brigadir J pun memohon agar peti jenazah anaknya dibuka.
Ia dan keluarga ingin melihat wajah Brigadir J untuk terakhir kalinya.
"Jadi kami di kampung kami hanya dengar meninggal, tapi musababnya kami gak tahu, tolong bapak jelaskan kepada kami, apa sebabnya. Sesudah itu, tolong ini peti jenazah dibuka," ujarnya.
Sedangkan, polisi yang mengantarkan jenazah mendiang Brigadr J pun menyarankan agar peti tidak dibuka.
Pasalnya, jenazah telah diautopsi sebagai rangkaian pemeriksaan kasus ini.
"Silahkan, tapi saya rasa kan sudah diotopsi. Saran saya karena sudah diotopsi, ibu harus melihat kalau sudah diotopsi itu bagaimana," ujarnya.
Namun, sang ibu yakni Rosti bersikeras untuk membuka peti itu.
Ia bahkan meyakinkan polisi jika ia akan tetap tegar saat mengetahui kondisi jenazah anaknya.
"Biarlah pak, saya sanggup karena saya yang melahirkan, saya akan dikuatkan Tuhan," ujarnya.
"Kami mau lihat pak jangan dilarang," lanjut dia.
Ia juga menegaskan bahwa Brigadir J adalah anak yang ia lahirkan sendiri.
Sehingga, Rosti merasa tak rela jika tak bisa melihat wajah sang putra untuk terakhir kalinya sebelum dimakamkan.
"Pak ini hari terakhir anak saya, biar saya lihat semuanya, saya mau lihat anakku, saya mau lihat bagaimana dia kecilnya, besarnya, dan berakhir hidupnya gimana, izinkan saya pak, hari terakhirnya ini," tuturnya.
(*)
Viral Polisi Tembak Polisi, AKP Dadang Iskandar Nekat Tembak Juniornya hingga Tewas, Ternyata Sempat Beri Ancaman Ini ke Polisi Lain
Source | : | Kompas.com,Tribun Jakarta |
Penulis | : | Mahdiyah |
Editor | : | Nesiana |