Grid.ID - Sosok Rizky Ridho Ramadhani sukses dipanggil memperkuat Timnas
Indonesia U-19 hingga menjadi kapten Piala AFF U-19 2019 di bawah asuhan pelatih Fakhri Husaini.
Rizky Ridho Ramadhani juga menjadi salah satu pemain muda Persebaya Surabaya yang ikut serta membela Timnas U23 Indonesia di SEA Games 2021.
Sebagai pesepakbola, Rizky Ridho Ramadhani tentunya selektif memilih sepatu yang dikenakan untuk bertanding.
Rizky Ridho yang bermain impresif
selama event AFF 2020 di Singapura pada posisi bek tengah itupun pertama kali mencoba Catalyst Meister, sepatu bola keluaran dari Ortuseight yang merupakan produk special edition dengan material full kangaroo leather.
Atlet kelahiran Surabaya, 21 November 2001 dengan tinggi 183 cm ini menuturkan bahwa sepatu tersebut terasa sangat nyaman dan tidak membutuhkan waktu lama untuk penyesuaian.
“Sebelumnya (sepatu lain) butuh penyesuaian normal seperti sepatu-sepatu baru pada umumnya, kalau yang ini langsung saya pakai tidak masalah,” ujar Rizky Ridho.
Rizky mengakui bahwa Catalyst Meister sangat ringan, empuk dan tidak licin karena pull sepatu yang tinggi.
“Semua pemain (bola) mungkin bisa nyoba dan merasakan bedanya seperti yang saya rasakan,” tutupnya bersemangat.
Catalyst Meister yang membutuhkan waktu kurang lebih delapan bulan dari proses ide konseptualisasi desain hingga menjadi final produk ini memang digadang cocok untuk digunakan oleh segala posisi di lapangan.
Sebagai local brand yang terus melakukan inovasi dan perbaikan secara kontinu, Ortuseight kali ini dengan bangga meluncurkan Catalyst Meister.
Sepatu bola pertama yang merupakan produk special edition dengan material full kangaroo leather.
Seri catalyst pertama yang menggunakan kulit kangguru ini pastinya menerbitkan pertanyaan di benak para pemain bola di Indonesia, “Kenapa baru sekarang?”
Dikutip dari Teguh Sarwoko, Product Development Manager Ortuseight menjabarkan, “Begitu banyak pemain profesional yang lebih menyukai kulit kangguru daripada kulit sintetis, terbukti dari banyaknya pemain top yang disponsori oleh merek besar melakukan kolaborasi ketika sepatu yang diusung menggunakan bahan tersebut.”
Catalyst Meister mendapatkan inspirasi nama dari kata “maestro” atau meister yang berarti 'master' pada Bahasa Jerman, yang mana pada dunia olahraga kata meister juga sering direferensikan penggunaannya pada kejuaraan nasional, eropa dan dunia.
Secara ringkas Ortuseight mengharapkan pemberian nama ini berefek pada pemakainya agar menjadi master dan juara pada tiap titik perjuangan di lapangan.
Dibuat secara terbatas hanya sejumlah 888 pasang saja.
Angka 888 juga dipilih karena mempunyai arti yang sangat mendalam bagi Ortuseight dimana selain angka delapan secara
literal merupakan bagian dari nama brand Ortus-Eight, selain itu pula angka ini dimaknai sebagai pembawa kebaikan yang tidak ada putusnya.
Selain angka ini diharapkan dapat
membawa kesuksesan yang terus mengalir tanpa henti dan tidak berkesudahan, bentuk tipografi angka delapan juga dianggap indah karena terjelma dari sebuah tarikan garis yang tak terputus dan konsisten, angka delapan tetap akan terlihat sama dilihat dari sudut manapun.
Baca Juga: Cinta Laura Jadi Komisaris Perusahaan Sekaligus Mengajak Masyarakat untuk Menjaga Lingkungan
Sementara highlight Ortuseight pada seri Catalyst Meister untuk sisi teknis terdapat pada bagian upper dimana disematkannya teknologi QuickFit yang terdapat di dalam sepatu dengan material pelapis dalam super lembut, bertujuan agar fitting sepatu pas dan langsung mengikuti bentuk kaki pemakai.
Sepatu pun akan terasa langsung nyaman ketika digunakan, bahkan pada pemakaian pertama tanpa butuh penyesuaian terlebih dahulu.
Ortuseight juga meng-infused teknologi Ort-Knit, yaitu material rajutan yang lentur dan lembut untuk memberikan kelenturan yang menyesuaikan bentuk kaki.
Ort-Knit juga memberikan kenyamanan karena memiliki ventilasi untuk menciptakan sirkulasi udara yang baik.
Teknologi Ort-Knit pada bagian upper Catalyst Meister dipadukan dengan teknologi OrtTrex, dimana Ort-TreX adalah system pul/stud pada outsole yang dirancang secara khusus dan ditempatkan dengan seksama serta sistematis untuk memberikan traksi dan respon kepada pemakainya agar dapat bermanuver dengan cepat.
Sementara OrtSpine di outsole merupakan teknologi yang terletak pada bagian tengah outsole berfungsi untuk menjaga kekuatan dan bentuk dari outsole tersebut, sehingga tetap kuat namun fleksibel untuk menopang beban pemain yang memakainya.
(*)
Penulis | : | Dianita Anggraeni |
Editor | : | Dianita Anggraeni |