Selain di China, gelombang panas berbahaya juga dilaporkan terjadi beberapa negara Eropa dan bagian barat daya serta tengah Amerika Serikat.
Berdasarkan studi Lancet tahun 2020, kematian akibat gelombang panas telah meningkat empat kali lipat dari tahun 1990 hinggga 2019.
Setidaknya, sudah ada 26.800 kasus kematian pada tahun 2019, akibat dari gelombang panas.
Orang yang berusia 65 tahun atau lebih, memiliki risiko 10,4% lebih tinggi kehilangan nyawa akibat gelombang panas, dibanding orang di bawah usia tersebut.
Apa saja efek gelombang panas bagi kesehatan?
Dilansir dari CDC, gelombang panas yang ekstrim dapat membahyakan kesehatan dan bahkan bisa berakibat fatal.
Peristiwa ini mengakibatkan meningkatnya kasus rawat rumah sakit untuk penyakit terkait panas, serta gangguan kardiovaskular, dan pernapasan.
Cuaca yang sangat panas, dapat menyebabkan dehidrasi, kelelahan, dan dalam kondisi yang terburuk heat stroke.
Kelelahan atau heat exhaustion biasanya tidak berakibat serius, jika seseorang dapat mendinginkan tubuhnya dalam waktu 30 menit.
Namun, jika heat exhaustion sudah berubah menjadi heat stroke, maka hal tersebut perlu diwaspadai.
Heat stroke adalah gangguan terkait cuaca yang sangat panas, di mana tubuh tidak dapat mengontrol suhunya.
Source | : | GridHEALTH |
Penulis | : | None |
Editor | : | Ulfa Lutfia Hidayati |