Laporan Wartawan Grid.ID, Rissa Indrasty
Grid.ID - Artis Kartika Putri dan keluarganya menjadi korban mafia tanah yang dilakukan oleh orang terdekat terkait aset peninggalan almarhumah ibunya.
Akibatnya, Kartika Putri dan keluarganya mengalami kerugian hingga mencapai Rp10 Miliar.
Kartika Putri pun menceritakan awal mula dirinya dan keluarga mendapat kejadian na'as tertipu mafia tanah saat sang ibunda menghembuskan napas terakhirnya.
"Sebenarnya sih kan mama meninggal tepat pas Juli kemarin 1 tahun, terus memang pada saat mama meninggal kebetulan aku 3 bersaudara kita tuh nggak fokus ke warisan, apa yang mama tinggalin, aset-aset almarhumah tuh sama sekali nggak kita pikirkan."
"Karena kita mikirnya masih fokus mendoakan mama, masih berduka. Terus juga udah punya kesibukan keluarga masing-masing," ungkap Kartika Putri saat dikutip Grid.ID di Live Streaming Pagi-pagi Ambyar, Selasa (19/7/2022).
Usai sang ibunda meninggal, keluarga Kartika Putri bingung dengan orang-orang yang mendatangi rumah sang ibunda.
Apalagi, sang ibunda selalu menyimpan surat aset-aset berharga di kamarnya.
"Nah memang almarhumah menyimpan semua surat aset-asetnya di kamarnya dan dalam brangkasnya, tapi kan beliau ini punya orang terdekat yang mungkin mempercayai siapa tau itu, tapi yang kita kaget justru ada beberapa kecurigaan dengan adanya orang-orang yang hadir ke rumah," ungkap Kartika Putri.
Ketika dicek, ternyata ada salah satu sertifikat atau aset yang hilang.
"Hingga akhirnya aku tau dari kakak kandung aku yang kedua, bahwa nih sertifikat rumah yang di Cibubur kayaknya nggak ada, aset-aset lain yang masih banyak untungnya terselamatkan," ungkap Kartika Putri.
Setelah diselidiki dan didesak, ternyata pelaku yang merupakan orang terdekat keluarga Kartika Putri itu pun mengaku.
"Nah pada saat kita tanya baik-baik, karena kan orang rumah itu bisa dihitung dengan jari, ada CCTV ketahuan lah siapa, akhirnya kita tanya kenapa nih, ngga adanya kemana," ungkap Kartika Putri.
Kartika Putri mengungkapkan bahwa pihaknya sudah berusaha menyelesaikan masalah ini secara kekeluargaan.
"Kita sih udah kekeluargaan sebenarnya, sebelum ada rame-rame kayak gini. Kita tanya kenapa, siapa, setelah drama berkelit akhirnya mengakulah bahwa sertifkat ini sudah diletakkan di salah satu notaris dan juga sudah digadaikan."
"Kita udah itikad baik, ahli waris udah bilang oke, mungkin orang ini khilaf, jadi kayak yaudah yuk, tunjukin di mana notarisnya, kita yang tebus kita yang ambil sertifikatnya lagi," ungkap Kartika Putri.
Kendati demikian, para pelaku seperti mencoba mengulur waktu hingga pihak Kartika Putri melaporkan 7 orang ke Polres Bogor atas kasus dugaan penggelapan.
(*)
Penulis | : | Rissa Indrasty |
Editor | : | Nesiana |