Laporan Wartawan Grid.ID, Rissa Indrasty
Grid.ID - Nasib tragis yang dialami Hadryil Choirun Nisa'a yang merupakan pemilik usaha bernama Cafe Penjara di Gresik, sempat bikin heboh pada 2019 lalu.
Pasalnya Hadryil Choirun Nisa'a ditemukan tak bernyawa di cafenya sendiri.
Ironisnya, saat Hadryil Choirun Nisa'a dibunuh, para warga tak mengetahui karena sedang menonton pertandingan bola Indonesia Vs Thailand.
Hadryil Choirun Nisa'a adalah warga Dusun Ngering RT 2 RW 1 Desa Sukoanyar, Kecamatan Cerme, Gresik.
Dikutip Grid.ID dari Sosok.ID, Selasa (19/7/2022), kronologi kejadian tersebut disampaikan oleh Kapolsek Gresik, AKBP Wahyu S Bintoro.
Sepulang kerja, korban sempat mampir ke rumah untuk berpamitan kepada orang tuanya keluar rumah untuk bertemu kawannya.
Korban mengendarai sepeda motor menuju Cafe Penjara dan sudah ditunggu oleh pelaku di lokasi kejadian.
Pelaku membawa kucing sebagai pancingan agar korban dapat dengan mudah dipengaruhi oleh pelaku.
Sebab, pelaku yang sudah mengenal korban sejak kecil tersebut tahu hewan kesukaan korban.
"Kucing ini untuk memancing korban untuk masuk ke dalam Cafe Penjara. Setelah korban masuk, pelaku langsung menutup pintu gerbang."
"Setelah itu, pelaku memeluk tubuh korban dari belakang," kata Kapolres Gresik AKBP Wahyu S Bintoro, didampingi Kapolsek Cerme AKP Iwan Hari Poerwanto, Rabu (11/9/2019), dikutip dari Surya.co.id.
Sesampainya di dalam area kafe yang sepi tersebut, pelaku dengan cepat menyergap korban.
Namun, korban yang sadar dalam keadaan yang dapat membahayakan dirinya berinisiatif untuk melawan.
Saat dipeluk pelaku, korban sempat berteriak dan memberontak untuk meminta pertolongan warga sekitar.
Kondisi kafe yang sepi dan remang-remang membuat pelaku semakin leluasa melancarkan aksinya.
Pelaku bernama Ayub itu kemudian membekap mulut dan mencekik leher HCN hingga korban kehabisan napas dan akhirnya meregang nyawa.
Tak sampai di situ, Ayub dengan sigap melucuti pakaian sekaligus perhiasan yang menempel di badan korban.
Dengan beringasnya Ayub sempat melampiaskan nafsu bejatnya kepada korban yang sudah tak bernyawa tersebut.
Dilansir dari Surya.co.id, kejadian pembunuhan diserai pemerkosaan tersebut terjadi saat laga Timnas sepak bola Indonesia vs Thailand di Kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Asia.
"Saya tidak tahu, saat kejadian saya sedang menonton TV pertandingan sepak bola antara Indonesia vs Thailand," kata warga depan Cafe Penjara yang membuka usaha tambal ban.
Dikutip Grid.ID melalui Surya.co.id, Selasa (19/7/2022), Ayub membawa barang berharga Nisa ke rumahnya yang tak jauh dari Cafe Penjara, lalu mandi dan sempat nongkrong di warung kopi.
Peristiwa pembunuhan ini terungkap saat warga mencurigai Ayub dan Nisa masuk ke kafe.
Warga sekitar melihat dua orang masuk ke kafe yang sudah tutup, namun yang keluar hanya satu orang.
"Dari kecurigaan itu, warga akhirnya melaporkan ke polsek. Setelah itu, anggota ke lokasi sambil memanggil pengelola kafe," ujar Wahyu.
Pengelola sekaligus penjaga kafe yang tutup tersebut tak lain adalah Ayub.
Saat diselidiki, di jok motor Ayub terdapat perhiasan, ponsel, serta barang-barang milik Nisa.
Selain barang rampokan, polisi juga menyita barang bukti lain seperti kandang kucing dan cangkul.
"Sekarang masih didalami motif pembunuhannya," kata Wahyu.
Cangkul yang dibawa Ayub ternyata hendak digunakan untuk mengubur jasad Nisa di area kafe.
Ayub memasukkan tubuh Nisa ke dalam karung dan diletakkan di samping pos satpam kafe untuk nantinya dikubur.
"Korban digeletakkan di pos penjagaan samping pintu gerbang dalam karung sak sambil dibubuhi serbuk kopi."
"Kemudian akan dikubur di area kafe itu, tapi terburu tertangkap," terangnya.
Sementara itu, Ayub mengaku nekat merampok Nisa lantaran terlilit utang Rp 5 juta.
Ayub mengaku hanya mengincar barang berharga Nisa dan tak ada niatan untuk membunuhnya.
"Saya hanya mengincar perhiasan dan HP-nya. Ternyata dia memberontak. Saya langsung menyekapnya. Tidak ada niatan untuk membunuhnya," kata Ayub.
Ayub mengaku sudah mengenal Nisa sejak kecil dan kedua ayah mereka juga sempat berbisnis bersama.
"Sudah kenal sejak kecil dengan Nisa, sehingga karena saat minta perhiasannya memberontak, langsung saya bekap. Ternyata meninggal dunia," ungkap Ayub.
Diketahui, Nisa merupakan warga Dusun Ngering RT 02 RW 1 Desa Banjarsari, Cerme, gresik.
Ibunda Nisa menceritakan pertemuan terakhir dengan putrinya saat berpamitan pergi.
"Anaknya masih pakai seragam kerja. Habis magrib keluar rumah untuk menemui teman usahanya," ujar ibunda saat menunggu jenazah nisa di kamar jenazah RSUD Ibnu Sina, Gresik, Rabu (11/9/2019).
Ibunda Nisa sempat menunggu putrinya hingga malam namun tak kunjung pulang.
(*)
Tangis Nunung Pecah saat Singgung Soal Kariernya di Dunia Hiburan, Sebut Perannya Kini Sudah Tergantikan
Source | : | Surya.co.id,Sosok.id |
Penulis | : | Rissa Indrasty |
Editor | : | Ayu Wulansari K |