Mantan kekasih Raffi Ahmad ini pun menceritakan bahwa ia memiliki pengalaman yang sulit ia lupakan saat dirinya diundang untuk tampil di Istana Negara.
Pengalaman tak terlupakan itu adalah ketika dia mendadak harus tampil bernyanyi dengan mengenakan pakaian terbuka di hadapan Presiden Soeharto.
"Jadi ada nih satu pengalaman, dulu baju aku kan terbuka ya pas nyanyi. Sudah nyanyi-nyanyi eh ternyata nyanyinya buat Pak Soeharto," cerita Yuni Shara.
Karena merasa sungkan dan tak enak hati, setelah bernyanyi Yuni Shara pun langsung minta maaf kepada Presiden Soeharto kala itu.
"'Ngapunten bapak, baju saya begini. Saya enggak tahu'," kenang Yuni Shara.
Namun ternyata Presiden Soeharto justru tak mempermasalahkan penampilan Yuni Shara kala itu.
"Ndak apa-apa Yun," kata Yuni Shara menirukan perkataan Presiden Soeharto saat itu.
"Itu dia kalau di rumah dia begitu, tapi kalau misal lagi acara formal, boro-boro kita boleh angkat kepala, nggak boleh," kata Yuni Shara.
Lebih lanjut, Yuni Shara pun menuturkan bahwa saat pertama kali dirinya diundang tampil di Istana Negara, ia datang dengan mengenakan rok panjang.
Kala itu sama sekali tidak tahu ternyata bernyanyi di Istana Negara harus memakai baju nasional.
Akhirnya ia dipinjamkan songket oleh istri Akbar Tandjung.
"Dan waktu pertama kali nyanyi di istana kan nggak tahu harus pakai baju nasional, jadi masih paling muda, pakai rok panjang," tutur Yuni.
"Akhirnya masih ingat banget dipinjamin sama Ibu Akbar Tandjung songket, selanjutnya pakai sanggulan."
Yuni Shara pun juga menjelaskan lagu-lagu yang kerap ia bawakan saat diundang tampil di Istana Negara.
"Sering nyanyi itu lagu keroncong, rata-rata keroncong," jelas Yuni Shara.
Karena pengalamannya itu, Yuni Shara pun mengaku bahwa dirinya memiliki banyak koleksi kebaya dan sanggul sejak dirinya masih muda.
(*)
Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul, Yuni Shara Pernah Salah Kostum Nyanyi di Hadapan Soeharto, Dilarang Angkat Kepala? 'Ngapunten'
Viral, Pernikahan Ini Sajikan Menu Mie Instan untuk Undangan yang Datang padahal Tajir, Tamu: Kami Juga Bawa Bekal Sendiri