Grid.ID - Peristiwa pahit ini terjadi saat pesawat Boeing 707 dari maskapai Royal Air Maroc jatuh di Pegunungan Atlas, di dekat Agadir, Maroko.
Kasus ini terjadi pada 3 Agustus 1975 atau tepat hari ini 47 tahun silam.
Seluruh penumpang dan awak kabin yang berjumlah 188 orang tewas.
Ya, Boeing 707 milik salah satu maskapai Yordania yang disewa oleh Royal Air Maroc lepas landas dari Bandara LeBourget, Paris, Perancis pada pukul 02.20 pagi waktu setempat.
Kronologi kecelakaan pesawat Pesawat terbang menuju Bandara Agadir, Maroko, mengangkut 188 warga negara Maroko, 4 di antaranya adalah orang Eropa yang akan kembali dari liburan musim panas mereka.
Namun, pesawat nahas itu menghilang dari radar kontrol Bandara Agadir pada pukul 04.28 pagi, atau dua menit sebelum mendarat. dijadwalkan mendarat di Bandara Agadir pada pukul 04.30 pagi waktu setempat.
Beberapa saat sebelumnya, seorang pejabat bandara telah berbicara dengan pilot melalui radio tanpa sedikit pun masalah.
Baca Juga: Temui Mahfud MD, Samuel Hutabarat Minta Kasus Kematian Brigadir J Diusut Tuntas Seadil-adilnya
Ketika akan mendarat, pilot pesawat menyebutkan bahwa mereka dihadang oleh kabut tebal. sayap kanan dan salah satu mesin pesawat menabrak puncak gunung pada ketinggian 2.400 kaki atau 731 meter.
Akibatnya, pilot kehilangan kendali atas pesawatnya, kemudian pesawat jatuh ke jurang, meledak, dan terbakar di dekat desa kecil, Imzizen.
Insiden pesawat jatuh pada 1970-an Sebelumnya, pesawat Turkish DC10 juga mengalami insiden setelah jatuh pada 3 Maret 1974 di utara Perancis dan menewaskan 345 penumpang beserta awak kabinnya.
Pada 4 April 1974, pesawat militer AS mengalami hal yang sama di Saigon, dan menewaskan lebih dari 200 orang.
Kemudian, pesawat jet DC8 sewaan Belanda mengalami kecelakaan di Sri Lanka pada 4 Desember 1971 yang menewaskan 191 orang.
Boeing 707 pertama kali beroperasi pada 1958, setelah dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan maskapai penerbangan, khususnya Pan-American akan pesawat jet trans-Atlantik dengan kapasitas tempat duduk yang besar.
Dengan ditenagai empat mesin, 707 mampu melakukan perjalanan sejauh 6.000 mil tanpa henti, dan memiliki kapasitas tempat duduk hingga 190 orang.
Berkat popularitas 707 di antara maskapai internasional, Boeing menjadi produsen pesawat terbesar di dunia, menyingkirkan saingannya seperti Douglas Aircraft Company (kemudian McDonnell Douglas Corporation).
Kecelakaan Boeing 707 di Maroko merupakan insiden kedua yang terjadi pada 1970-an. Pesawat 707 pertama kali mengalami kecelakaan pada 1973, saat mendarat di Bandara Kano Nigeria yang menewaskan 176 orang.
Pada 1978, Boeing menghentikan produksi 707. Maskapai penerbangan AS lalu menjual sisa 707 kepada Third World. Beberapa dari pesawat itu bahkan dijual murah seharga 1 juta dollar AS.
Baca Juga: 'Nggak ada', Kuasa Hukum Sule Bantah Putri Delina sebagai Penyebab Peceraian Kedua Orangtuanya
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Nira Emily |
Editor | : | Nira Emily |