Grid.ID - Sebuah video wanita yang menjadi peserta lari dhadang warga karena pakaiannya menjadi viral di media sosial.
Dalam video berdurasi 49 detik itu, wanita bercelana pendek dan berkaus serta bersepatu dimaki seorang lelaki tua .
Menurut kabar yang beredar, warga geram karena peserta wanita yang melewati rute di kampungnya tidak berpakaian tertutup.
Baca juga : Tak Hanya Untuk Menu Diet, Anggur Juga Memiliki Banyak Manfaat Untuk Pelari, Apa Aja tuh?
Inilah 8 fakta kejadian pelari wanita dihadang warga Desa Mlangi, Gamping, Sleman, DI Yogyakarta.
1. Agenda kegiatan lomba lari
Pelari wanita tersebut adalah peserta kegiatan Running UNISA 2018 yang digelar Selasa (1/5/2018) lalu.
Kegiatan tersebut merupakan bagian dari rangkaian perayaan Milad ke-27 Universitas Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta.
Menurut panitia, jumlah peserta Running UNISA 2018 sekitar 1.000 orang.
Beberapa di antaranya berasal dari luar Indonesia.
2. Bekerjasama dengan PASI
Menurut Ketua Milad ke 27 UNISA sekaligus Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan, Ruhiyana, kegiatan Running UNISA 2018 terbagi menjadi beberapa kelompok; umum, profesional, institusi 5 K (kilometer), pelajar, dan sivitas 3 K.
Kegiatan Running UNISA 2018 bekerja sama dengan PASI (Persatuan Atletik Seluruh Indonesia) DIY.
Baca juga : Perlu Tahu, Ini 6 Fakta dan Mitos Soal Olahraga Lari
Seluruh rute yang dilintasi peserta dalam Running UNISA 2018 di bawah supervisi dari PASI DIY.
Rutenya ada yang melewati kampung, salah satunya ke Mlangi, Kelurahan Nogotirto Kecamatan Gamping, Sleman.
3. Pemicu warga mencegat
Menurut Camat Gamping Abu Bakar, kejadian karena rute lari melewati daaerah Mlangi yang merupakan daerah pusat pondok pesantren.
Kampung Mlangi memiliki aturan lokal untuk harus berpakaian sopan dan menutup aurat.
Menurut Abu Bakar, panitia tak memahami aturan itu.
Baca juga : Pevita Pearce Tampil Polos Tanpa Riasan Wajah dalam Film Buffalo Boys
"Harusnya panitia paham kalau Mlangi itu pusatnya pesantren, banyak santri yang belajar di sana. Mlangi juga ada aturan lokal, terkait berpakaian yang sopan dan menutup aurat," tegasnya, Sabtu (5/5/2018).
Namun ia menyatakan pihaknya tetap mendukung kegiatan serupa asal ada koordinasi yang jelas sebelumnya.
Menurut Ketua Panitia, Ruhiyana mengaku perizinan sudah sesuai prosedur dan rute lomba lari berada di bawah supervisi PASI DIY.
Ia menerangkan bahwa warga hanya mempermasalahkan hotpants para pelari.
Baca juga : Keren! Ini Arti Nama Bayi Perempuan Moa Aeim dan Lee Jeong Hoon
4. Warga hanya mengingatkan
Menurut salah satu tokoh masyarakat yang juga pengajar pesantren di Mlangi, Yogyakarta, Muhammad Mustafid, sebelum masuk Mlangi lewat utara, peserta sudah dingatkan oleh warga agar para perempuan yang bercelana pendek ketat tidak lewat Mlangi.
Sebagian peserta kemudian mengambil rute lain, tetapi sebagian lagi nekat tetap lewat Mlangi.
Ketika lewat Mlangi, ada seorang tua yang mengingatkan baik-baik, tetapi tidak digubris.
Kebetulan orang tua yang sepuh ini memakai motor ke arah yang sama dengan pelari sampai memasuki wilayah Sawahan.
"Di sini dingatkan lagi sampai turun dari motor. Ketika lewat daerah Mlangi tidak terjadi apa-apa. Ketika diingatkan kedua kalinya oleh orang tua tadi, malah semacam nantang-nantang dengan tidak sopan".
Baca juga : Lee Jeong Hoon Bakal Didik Anak Dengan Budaya Indonesia Daripada Korea
"Beberapa anak muda yang ada tidak jauh dari lokasi mendatangi TKP (tempat kejadian perkara) akhirnya emosi karena dari jauh terlihat seperti membentak-bentak. Terjadilah ketegangan, debat, tarik baju dan desak-desakan," ujar Mustafid.
5. Pelari korban persekusi tidak mencapai garis finish
Karena mendapatkan persekusi berupa tekanan dari warga, wanita peserta lari memutuskan untuk tidak mencapai garis finish.
"Panitia menghubungi pelari dan menyampaikan permintaan maaf. Mereka juga memutuskan ambil jalan lain, tidak masuk ke kampus (finis) agar tidak menambah masalah, dan mereka meminta maaf ke panitia telah menyebabkan insiden, jadi dengan pelari kita sudah clear," ucap Ruhiyana.
Baca juga : Menyusuri Jalur Rail Trail Central Otago, Jalur Favorit Bersepeda di Selandia Baru
6. Tidak ada koordinasi
Menurut salah satu tokoh masyarakat yang juga pengajar pesantren di Mlangi, Yogyakarta, Muhammad Mustafid, menjelaskan, kasus pengadangan perempuan pelari maraton di daerahnya disebabkan tidak adanya koordinasi dari panitia.
Ia juga menyebutkan bahwa peristiwa itu bukan persekusi.
Masyarakat hanya mengingatkan tentang norma di daerah itu bahwa perempuan tidak boleh mengenakan celana pendek dan ketat.
Baca juga : Buntut Dari Kasus Pelecehan Seksual, SM C&C Umumkan Kim Saeng Min Mundur Dari 7 Program Sekaligus!
7. Lokasi sebenarnya
Menurut Mustafid, salah satu pengajar pesantren, pihaknya memang tidak berada di lokasi kejadian waktu itu.
Namun, berdasarkan hasil pencarian informasi terhadap saksi mata, dia mengklarifikasi isu yang beredar di media sosial.
Dia menyebutkan, peristiwa itu sebenarnya bukan di Mlangi sebagaimana yang beredar di media sosial, melainkan di Dusun Sawahan.
Secara geografis, Dusun Sawahan berdampingan dengan Dusun Mlangi sehingga orang lebih mudah menyebutkan Mlangi ketimbang Sawahan.
Baca juga : Olivers, Penginapan Tertua dan Cagar Budaya di Clyde, Selandia Baru
8. Sudah diselesaikan
"Panitia menghubungi pelari dan menyampaikan permintaan maaf. Mereka juga memutuskan ambil jalan lain, tidak masuk ke kampus (finis) agar tidak menambah masalah, dan mereka meminta maaf ke panitia telah menyebabkan insiden, jadi dengan pelari kita sudah clear," ujar Ketua Milad ke 27 UNISA sekaligus Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan, Ruhiyana.
Panitia juga sudah berkoordinasi dengan perangkat desa dan menyampaikan masalah pakaian.
"Kami sudah berbicara dengan pak dukuh, waktu itu disampaikan bahwa terkait dengan busana. Nah sementara ini kegiatan standar PASI dan untuk umum, jadi teman-teman pelari ya berbusana sesuai kenyamanan mereka," urainya.
"Insiden ini sudah selesai dan tidak ada masalah lagi," kata dia.
Baca juga : 7 Fakta Vaginoplasty, Operasi Miss V yang Dilakukan Nikita Mirzani, Salah Satunya Biaya
Inilah cuplikan kejadiannya yang terekam dalam video pendek. (*)
Pak Tarno Derita Sakit Stroke, Istri Pertama Ngaku Ogah Jenguk Gegara Kelakuan Bini Muda: Pelakor Itu!
Penulis | : | Alfa Pratama |
Editor | : | Alfa Pratama |