Laporan Wartawan Grid.ID, Dinda Tiara Alfianti
Grid.ID - Kalau kamu pencinta mode sejati, pasti sudah tidak asing dengan istilah busana couture yang memiliki nilai jual yang tinggi dari tangan kreatif para desainer.
Busana couture merupakan busana yang biasanya dibuat khusus untuk pemesannanya, menggunakan bahan-bahan berkualitas terbaik, biasanya dihiasi detail, dikerjakan dengan tangan, dan pembuatannya biasanya memerlukan waktu yang cukup lama.
Namun, siapa sangka jika Indonesia ternyata memiliki busana couture yang menjadi warisan budaya yang terkenal sejak beberapa tahun silam.
(Baca juga: Alasan Kaftan Masih Jadi Busana Favorit Ramadhan Menurut Desainer Khanaan Shamlan)
Yap, kain batik ternyata termasuk dalam busana couture yang harus kita banggakan karena memiliki teknik yang berkualitas dan hanya dimiliki di Indonesia.
Hal ini disampaikan oleh Khanaan Shamlan kepada Stylo Grid.ID saat ditanyakan mengapa masih konsisten dengan motif batik untuk deretan koleksi terbarunya.
(Baca juga: Lihat yuk Koleksi Terbaru Khanaan Shamlan di Muslim Fashion Festival 2018!)
"Dulu aku mulai berkarya dengan busana couture, kemudian beralih ke ready to wear dan konsisten dengan batik. Ternyata batik juga bisa disebut busana couture loh," ungkap Khanaan Shamlan saat ditemui Stylo Grid.ID dalam acara Zalora Private Trunk Show 2018, Kamis (03/05), di Decanter House, Kuningan Jakarta.
Khanaan menjelaskan bahwa batik memiliki tingkat kesulitan tersendiri dalam proses pembuatannya, sehingga patutnya batik memiliki harga yang tinggi.
(Baca juga: Tips Memulai Bisnis Fashion Batik dari Desainer Inez Kantahuri, Cocok nih Buat yang Jadi Fashionpreneur)
"Semuanya bikin pake tangan, satu warna satu kuas. Kalau kalian beli batik itu kalian beli barang batik yang benar-benar handmade. Ada orang luar yang bilang batik itu mahal. Mereka belom liat gimana cara buatnya," katanya.
Sebagai desainer yang menjadikan batik sebagai bahan dasar dalam koleksi busananya, Khanaan selalu berusaha untuk membuat pemahaman bahwa wajar jika batik memiliki nilai jual yang tinggi.
(Baca juga: Tips Bisnis Fashion Tetap Eksis dan Sukses Bersaing dari Desainer Barli Asmara)
"Aku edukasi ke buyer aku kenapa harganya beda dengan barang yang lain. Kita nggak mungkin memberi para pengrajin dengan upah yang rendah. Kita harus branding batik bukan dengan harga yang murah. Batik itu membuat pattern di kain dengan tangan dan nggak mudah," jelas Khanaan. (*)
Resmi Cerai dari Andrew Andika, Tengku Dewi Dapat Hak Asuh dan Nafkah Anak Rp 20 Juta
Penulis | : | Dinda Tiara Alfianti |
Editor | : | Ridho Nugroho |