Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana
Grid.ID – Sejak dulu, madu dikenal memiliki banyak manfaat untuk kesehatan.
Apalagi madu juga memiliki rasa yang cenderung manis, sehingga membuatnya banyak digemari anak-anak sampai orang dewasa.
Mengutip laman Mayo Clinic, di dalam madu terdiri dari gula dan campuran asam amino, vitamin, mineral, zat besi, seng, hingga antioksidan.
Selain digunakan sebagai pemanis alami, madu juga bisa digunakan sebagai agen antiinflamasi, antioksidan, dan antibakteri.
Orang biasanya menggunakan madu untuk mengobati batuk dan secara topikal, mengobati luka bakar, dan meningkatkan penyembuhan luka.
Nah, semua manfaat itu bisa kita rasakan bila mengonsumsi atau menggunakan madu asli.
Namun, kini tidak sedikit pedagang “nakal” yang menjual madu palsu dengan kualitas yang jauh berbeda dari madu asli.
Lantas, bagaimana cara membedakan madu asli dan palsu?
Dilansir Grid.ID dari Healtline via Kompas.com, ternyata kita hanya membutuhkan air untuk melakukan uji coba madu asli dan palsu.
Perlu diketahui bahwa madu asli tidak akan mudah bercampur dengan air.
Jadi saat madu dituangkan ke dalam segelas air, maka konsistensinya akan bertahan dan mengendap di dasar gelas.
Sedangkan madu palsu yang terbuat dari gula, konsistensinya sangat mudah berbaur dengan air, meskipun tanpa diaduk sekalipun.
Tes air ini bisa dengan mudah membedakan madu asli dan palsu.
Kemudian, kertas juga bisa menjadi media untuk membedakan madu asli dan palsu.
Caranya, cukup ambil satu lembar kertas putih atau tisu.
Kemudian, letakkan masing-masing satu tetes sampel madu ke atas dua lembar kertas tersebut.
Untuk madu asli, cairannya tidak akan membasahi kertas karena kandungan air cenderung sedikit.
Sementara pada madu palsu, akan mudah meleleh akibat perubahan suhu.
Madu palsu akan sangat mudah mencair dan membasahi kertas atau tisu bahan uji.
Itulah cara mudah yang bisa dilakukan untuk membedakan madu asli dan palsu.
(*)
Viral Rumah Dijual Rp 27 Juta di Yogyakarta, Kondisinya Horor dan Bikin Merinding, Akan Dibeli Joko Anwar?
Source | : | Kompas.com,Mayo Clinic |
Penulis | : | Devi Agustiana |
Editor | : | Devi Agustiana |