Laporan Wartawan Grid.ID, Nur Andriana Sari
Grid.ID - Dunia sepakbola Indonesia saat ini sedang tidak baik-baik saja.
Hal tersebut terjadi usai adanya kerusuhan setelah laga Arema VS Persebaya yang berlangsung belum lama ini.
Akibat kerusuhan tersebut, sebanyak 127 suporter Aremania diketahui meninggal dunia.
Tragedi berdarah ini tentu tidak hanya membuat para pecinta sepakbola tanah air berduka.
Namun, juga seluruh masyarakt Indonesia hingga jajaran publik figur tanah air.
Tak terkecuali komika dan aktor Kemal Palevi yang juga ikut buka suara terkait tragedi tersebut.
Secara terang-terangan, Kemal menyampaikan kekecewaannya terhadap kerusuhan yang terjadi dalam pertandingan Arema VS Persebaya itu.
Sosok Kemal Palevi memang dikenal sering memberikan komentarnya terhadap kondisi sepakbola Indonesia.
Ia begitu menyayangkan kebijakan pihak televisi yang menayangkan pertandingan di malam hari.
Padahal sebelumnya sudah disarankan agar pertandingan digelar sore hari demi keamanan bersama.
Melalui unggahan di Instagram pribadinya, Kemal Palevi mengungkapkan kritik dan rasa duka mendalam atas kejadian tersebut.
"Jam tayang yang minta dipindah ke sore, tapi tetap tayang jam 8 malam, karena rating lebih baik malam," tulis Kemal Palevi dikutip dari akun Instagramnya oleh Grid.ID pada Minggu (02/10/2022).
"Padahal keamanan lebih baik di sore penanganannya," lanjutnya.
Menurutnya, dalam hal ini ia juga menyalahkan aparat polisi yang menembakkan gas air mata ke suporter.
Jelas hal tersebut kontra dalam peraturan FIFA.
Di sisi lain, Kemal juga menyalahkan suporter yang turun ke lapangan usai pertandingan.
"Salah aparat yang menembakan gas air mata ke suporter, padahal jelas-jelas melanggar kode keamanan FIFA."
"Salah suporter yang turun ke lapangan pasca kekalahan. Semua salah," jelasnya.
"Kalau memang sepakbola lebih mahal ketimbang nyawa, negara ini lebih baik memilih hidup tanpa sepakbola. Alfatihah untuk semua korban jiwa," pungkasnya.
Selain itu, Kemal Palevi juga menyampaikan duka cita bagi para korban yang meninggal dunia.
(*)
Source | : | |
Penulis | : | Nur Andriana |
Editor | : | Citra Widani |