Laporan Wartawan Grid.ID, Nur Andriana Sari
Grid.ID - Beberapa waktu terakhir Serial Monster: The Jeffrey Dahmer Story sedang ramai diperbincangkan oleh para pecinta film.
Singkatnya, series ini bercerita tentang kisah nyata kasus pembunuhan berantai yang dilakukan oleh seorang pria bernama Jeffrey Dahmer.
Melansir dari Grid Hype pada Minggu (09/10/2022), Jeffrey Dahmer telah membunuh sebanyak 17 orang selama lebih dari 10 tahun.
Hal inilah yang membuatnya dijuluki sebagai Kanibal dari Milwaukee.
Adapun series ini sendiri mengambil dari sudut pandang para korban.
Meski kini bisa dinikmati dalam platform streaming, namun kisah hidup Jeffrey Dahmer yang sebenarnya sangatlah sadis dan tragis, lho.
Diketahui bahwa Jeffrey Dahmer meninggal dunia tak lama setelah ditetapkan sebagai tersangka pembunuhan berantai dan penjahat seksual.
Jeffrey Dahmer dihukum atas 17 pria kasus pembunuhan antara tahun 1978 hingga 1991.
Pria bernama lengkap Jeffrey Lionel Dahmer itu mengincar para pria yang kebanyakan adalah pria asal Afrika-Amerika.
Lokasinya di sekitar halte bus, mal, atau bar gay.
Modus yang dilakukan Dahmer adalah dengan tawaran uang atau hubungan seksual.
Lalu ketika mereka di rumah, Dahmer memberi para korban alkohol yang sudah dicampur dengan narkoba.
Kemudian mencekik para korban sampai mereka meninggal dunia.
Ketika korban sudah tidak bernyawa, barulah dia melakukan hubungan seksual dengan para mayat itu.
Kengerian Dahmer berlanjut ketika dia memutilasi para korban, lalu membuangnya.
Belum selesai sampai di situ, sebagai kenang-kenangan, Dahmer biasanya menyimpan beberapa bagian dari tubuh korban, seperti tengkorak atau malah alat kelamin korban.
Tak lupa, Dahmer mengambil foto para korban.
Kegunaan foto-foto para korban itu adalah agar dia bisa mengingat semua tindakannya dan terkadang untuk mengenang apa yang sudah dia lakukan.
Selama melakukan berbagai pembunuhan berantai itu, Dahmer sangat hati-hati.
Dia tidak sembarang memilih para korban, terkadang dia memilih korban dari daerah pinggiran atau korban dari para penjahat juga.
Alasannya karena jika para korban mendadak hilang, maka tidak akan ada banyak orang yang mencarinya.
Kisah Dahmer berakhir ketika dia ditangkap pada 22 Juli 1991.
Sebagai bukti, polisi menemukan bagian tubuh para korban di lemari esnya. Bahkan juga ada foto-foto korban.
Pada 1992, Dahmer mulai menjalani serangkaian pengadilan dengan penjagaan terhadap dirinya yang sangat ketat.
Pada awalnya, Dahmer mengaku tidak bersalah, meskipun polisi sudah menemukan banyak barang bukti.
Dia sempat pura-pura gila, tapi hakim menyatakan dia bersalah dan dijatuhi 15 tahun hukuman penjara.
Karena kasus kejahatan Dahmer agak spesial, maka dia dipisahkan dari penjara lainnya.
Tapi dia malah ingin dipindahkan ke penjara lain yang ada narapidana lain.
Siapa sangka hidup Dahmer justru berakhir dengan tragis.
Ya, Jeffrey Dahmer meninggal karena dibunuh oleh narapidana lain bernama Christopher Scarver pada 28 November 1994.
Alasannya karena Christopher Scarver merasa terganggu oleh berbagai kejahatan yang dilakukan oleh Dahmer.
Melansir dari Intisari-Online.com, Christopher Scarver bukan orang pertama yang coba membunuh Jeffrey Dahmer.
Sebelumnya pada bulan Juli 1992, upaya pembunuhan terhadap Jeffrey Dahmer dilakukan narapidana lain.
Seorang narapidana mengggunakan pisau plastik buatan sendiri untuk upaya itu, tetapi tidak berhasil menggorok leher Dahmer.
Sementara itu usai kematiannya, tubuh Jeffrey Dahmer kecuali otaknya dikremasi pada bulan September 1995.
Sementara orang tuanya bertengkar tentang apakah akan menyerahkan otak Jeffrey Dahmer kepada para ilmuwan untuk diautopsi.
Ibu Dahmer, Joyce Dahmer sangat ingin otak putranya diperiksa untuk menentukan apakah faktor biologis memengaruhi tindakan tercelanya.
Di sisi lain, ayah Dahmer, Lionel Dahmer, berusaha untuk mengkremasi otak putranya.
Nasib bagian tubuh pembunuh berantai itu akhirnya diputuskan pada 13 Desember 1995.
Seorang hakim memerintahkan agar otak Dahmer yang telah diawetkan atas permintaan Joyce dapat dipelajari oleh para ilmuwan di Fresno State University di California.
Namun, hasil dari penelitian otak Dahmer yang dilakukan para ilmuwan justru sangat mengejutkan.
Pasalnya, para ilmuwan di Fresno State pun tidak pernah bisa mempelajari otak Jeffrey Dahmer Si Pembunuh Berantai itu.
(*)
Source | : | Intisari,Grid Hype |
Penulis | : | Nur Andriana |
Editor | : | Nesiana |