Grid.ID - Berikut ini adalah kunci jawaban materi kelas 5 SD tema 9.
Melalui kunci jawaban materi kelas 5 SD tema 9 ini, siswa akan belajar tentang musik melodis, khususnya angklung.
Tahukah kamu apa itu angklung dan bagaimana sejarahnya? Jika belum, yuk simak penjelasan kunci jawaban materi kelas 5 SD tema 9 ini.
Angklung adalah alat musik khas Jawa Barat yang terbuat dari bilah-bilah bambu berbagai ukuran.
Cara memainkan alat musik angklung adalah dengan menggoyangkan bambu-bambu tersebut.
Masing-masing bambu akan menghasilkan nada yang berbeda-beda.
Fakta menariknya, angklung ditetapkan sebagai warisan budaya dunia oleh Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-bangsa (UNESCO) pada 2010.
Sejarah Angklung
Mengutip Kompas.com, angklung memiliki sejarah panjang dan sudah ada sejak dulu hingga sekarang.
Kata 'angklung' berasal dari Bahasa Sunda 'angkleung-angkleungan', yaitu gerakan pemain angklung dan suara 'klung' yang dihasilkannya.
Secara etimologis, angklung berasal dari kata 'angka' yang berarti nada dan 'lung' yang berarti pecah, sehingga merujuk nada yang pecah atau nada yang tidak lengkap.
Baca Juga: Kunci Jawaban Materi Kelas 3 SD, Kenapa Nyamuk Menyedot Darah dan Berdengung di Dekat Telinga?
Angklung diketahui sudah ada semenjak zaman Kerajaan Sunda, bahkan telah dimainkan sejak abad ke-7.
Alat musik ini dipercaya sudah ada sejak 400 tahun yang lalu di Jawa Barat.
Penduduk desa di Jawa Barat percaya bahwa suara bambu bisa menarik perhatian Dewi Sri yang merupakan Dewi Padi dan Kemakmuran.
Menurut buku "Panduan Bermain Angklung (2010)" karya Obby A.R Wiramihardha disarikan Kompas.com, 27 Desember 2020, sejarah angklung awalnya merupakan salah satu alat bunyi-bunyian yang digunakan untuk upacara-upacara yang berhubungan dengan padi.
Dulu angklung tak hanya dipakai sebagai kesenian murni, tetapi juga untuk upacara ritual keagamaan sebagai pengganti genta (bel) yang dipakai oleh seorang pedanda (pendeta Hindu).
Sementara itu, pada masa Kerajaan Pajajaran (Hindu), angklung dijadikan sebagai alat musik korps tentara kerajaan.
Saat terjadinya perang Bubat, angklung dibunyikan oleh tentara kerajaan sebagai pembangkit semangat juang.
Masyarakat dari suku baduy di Desa Kanekes juga memainkan angklung dalam beberapa upacara tradisional mereka.
Sementara di Desa Cipining, Bogor, terdapat angklung gubrag yang dikaitkan dengan cerita Dewi Sri.
Menurut cerita rakyat setempat, kemunculan angklung berawal dari bencana gagal panen yang menyebabkan kelaparan.
Kini, angklung dimainkan oleh masyarakat luas dan menjadi warisan budaya Indonesia yang terus dilestarikan.
Jenis-jenis angklung
Mengutip Bobo, ada berbagai jenis angklung yang tersebar di Indonesia, di antaranya sebagai berikut:
1. Angklung Gubrag
Angklung gubrag bisa ditemukan di kampung Cipining, kecamatan Cigudeg, Bogor.
Angklung ini telah berusia tua dan digunakan untuk menghormati Dewi Sri dalam kegiatan menanam padi, mengangkut padi dan menempatkan ke lumbung.
2. Angklung Badeng
Badeng adalah jenis kesenian yang menekankan segi musikal dengan angklung sebagai alat musik yang utama.
Angklung ini bisa ditemukan di Kecamatan Malangbong, Garut.
3. Angklung Buncis
Buncis merupakan seni pertunjukan yang bersifat hiburan, terdapat di Baros, Arjasari, Bandung.
Awalnya Angklung Buncis digunakan pada acara-acara pertanian, namun kini sudah mulai beralih fungsi menjadi hiburan masyarakat.
4. Angklung Padaeng
Angklung padaeng adalah angklung yang dikenalkan oleh Daeng Soetigna sejak tahun 1938 dengan menggunakan laras nada diatonik.
Angklung ini digunakan untuk memainkan lagu internasional dan juga dapat bermain dalam Ansambel dengan alat musik internasional.
5. Angklung Toel
Angklung toel diciptakan oleh Kang Yayan Udjo dari Saung Angklung Udjo tahun 2008.
Angklung ini memiliki rangka setinggi pinggang dengan beberapa angklung dijejer dengan posisi terbalik dan diberi karet.
Uniknya, untuk memainkan angklung ini, pemain cukup mencolek angklung dan angklung akan bergetar.
(*)
Source | : | Bobo.grid.id,KOMPAS.com |
Penulis | : | Mia Della Vita |
Editor | : | Ayu Wulansari K |