Grid.ID - Tahukah siswa bagaimana daur hidup kecoa? Jika tidak, mari belajar dari kunci jawaban materi kelas 4 SD tema 6 ini.
Lewat kunci jawaban materi kelas 4 SD tema 6, siswa bisa memahami daur hidup atau metamorfosis kecoa.
Selain itu, kunci jawaban materi kelas 4 SD tema ini juga akan membahas alasan mengapa kecoa susah sekali dibunuh.
Kecoa adalah salah satu jenis serangga yang kerap dijumpai manusia.
Serangga satu ini sering kali muncul di lingkungan yang kotor dan kurang terawat.
Walaupun begitu, kecoa termasuk kelompok hewan paling kuno yang belum punah hingga saat ini.
Hal itu karena ia pintar beradaptasi hingga susah dibunuh.
Sebelum membicarakan lebih jauh, simak bagaimana proses kecoa bermetamorfosis.
Patut diketahui bahwa kecoa mengalami metamorfosis tidak sempurna.
Daur Hidup Kecoa
Tidak seperti kupu-kupu, kecoa tidak mengalami fase kepompong.
Baca Juga: Kunci Jawaban Materi Kelas 4 SD, Menemukan Perbedaan Metamorfosis dan Ametamorfosis
Mengutip Bobo, karena itulah, kecoa termasuk hewan yang mengalami metamorfosis tidak sempurna.
Proses metamorfosis kecoak dimulai dari fase telur, fase nimfa, dan fase dewasa.
Induk kecoa akan meletakkan dan menyimpan telur kecoa di tempat-tempat yang tersembunyi dan jarang dilalui manusia.
Dalam sekali bertelur, induk kecoa akan menghasilkan 16 hingga 32 butir telur.
Telur tersebut akan menetas setelah satu hingga dua bulan.
Setelah menetas, muncul nimfa yang kecil seperti kutu beras dan berwarna putih.
Dalam perkembangannya, nimfa akan mengalami pergantian kulit (moulting).
Setiap proses moulting ini terjadi, kecoak yang bertubuh lunak berwarna putih selanjutnya berkembang menjadi ukuran yang lebih besar.
Setelah itu, mereka akan berganti kulit dan berubah menjadi kecoa dewasa.
Tergantung keadaan lingkungan, kecoa akan menjadi dewasa setelah 9 bulan dan melewati moulting sebanyak 8 kali.
Setelah memasuki fase dewasa, kecoak akan menumbuhkan sepasang sayap yang menjadi ciri-ciri serangga dewasa.
Alasan Kecoa Sulit Dibunuh
Mengapa kecoa susah mati? Pertanyaan itu terjawab lewat penelitian yang diterbitkan dalam Proceedings of the National Academy of Sciences, University of California pada 2016.
Para peneliti mempelajari apa yang memungkinkan kecoa mampu menavigasi celah-celah sempit.
Selain itu, mereka juga meneliti apa yang terjadi ketika benda dengan bobot hingga 100 gram menimpa kecoa.
Mengutip Kompas.com, hasilnya mengungkapkan bahwa kerangka luar tubuh kecoa yang terdiri dari serangkaian pelat yang tumpang tindih merupakan rahasianya bertahan hidup.
Pelat yang dihubungkan oleh selaput elastis tersebut cukup kuat untuk memberikan perlindungan pada kecoa.
Meski begitu, pelat tersebut juga cukup fleksibel untuk menekan dan mengalihkan energi ke kaki-kaki binatang mungil ini.
Jika dilihat lebih dekat, kecoa memiliki duri-duri khusus di kakinya yang dapat memperkuat daya cengkramnya, bahkan ketika kakinya terjepit.
Para peneliti menemukan bahwa manuver tersebut memungkinkan kecoa untuk menahan tekanan sekitar 300 kali berat badannya ketika merangkak melalui celah-celah sempit.
Dalam kasus lain, kecoa bahkan bisa bertahan dengan kompresi 900 kali berat badannya.
Alasan lain kenapa kecoa susah mati dan tangguh untuk bertahan hidup di lingkungan perkotaan yaitu memiliki lebih dari 1.000 gen yang mengkode reseptor kimia.
Hal itu membantunya dalam menavigasi lingkungan, termasuk 154 reseptor penciuman. Jumlah ini dua kali lebih banyak dari serangga merayap lainnya.
Tak hanya di situ, kecoa juga punya 522 reseptor gustatori yang kebanyakan mampu mendeteksi rasa pahit sehingga memungkinkan kecoa mendeteksi makanan yang berpotensi beracun.
Kecoa juga menyandikan enzim tertentu yang membantunya mampu melawan pestisida dan bertahan di lingkungan yang ekstrem.
(*)
Source | : | Kompas.com,Bobo.grid.id |
Penulis | : | Mia Della Vita |
Editor | : | Ayu Wulansari K |