Laporan Wartawan Grid.ID, Ragillita Desyaningrum
Grid.ID – Perayaan Hari Natal di kampung halaman menjadi momen yang ditunggu-tunggu oleh Andmesh.
Namun, momen yang paling berkesan adalah saat Hari Natal di tahun 2018, ketika Andmesh merayakan Natal untuk terakhir kalinya bersama sang ibunda.
Pelantun Cinta Luar Biasa ini mengungkapkan bahwa pada saat itu, kondisi kesehatan ibunya sangat menurun.
Ia dan keluarganya pun mau tidak mau merayakan Hari Natal di rumah sakit tempat sang ibu dirawat.
“Ada satu momen Natal yang biasanya paling Andmesh inget tuh tahun 2018," ucap Andmesh ketika ditemui di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (16/12/2022).
"Jadi kita natalan di rumah sakit. Jadi mama itu dia sakitnya dari setahun, puncaknya di Natal tahun 2018, kita (tanggal) 24 malam di situ, sampai rayain Natal 25 Desember di rumah sakit,” ujarnya.
Satu hari setelah Hari Natal, ibunda Andmesh pun mengembuskan napas terakhirnya di rumah sakit.
Momen itu tidak akan pernah dilupakan Andmesh dan keluarga karena menjadi Natal terakhir bersama sang ibunda.
“Dia meninggalnya 26 malam. Nah itu mungkin paling berkesan, karena kita bisa rasain Natal terakhir bareng sama dia,” lanjutnya.
Namun, tak dapat dipungkiri Andmesh bahwa hal itu juga yang membuatnya selalu teringat sang ibunda setiap mendekati Hari Natal.
Baca Juga: Mendekati Hari Natal, Andmesh Kamaleng Ungkap Kerinduan Terhadap Mendiang Ibunya: Nangis Terus Pasti
Penyanyi berusia 25 tahun ini bahkan sering menangis karena selalu teringat sang ibunda yang sudah berpulang.
“Setiap kali Natal, nangis terus pasti. Momen haru itu pasti ada, cuma kalau yang ini sebenernya lebih ke sedih sih. Nah itu yang bikin Andmesh untuk saat ini setiap kali mau Natal inget dia (Mama) terus,” ucap Andmesh.
Untuk mengobati rindu kepada ibunya, Andmesh selalu menyempatkan diri untuk ziarah ke makam sang ibu.
Bersama keluarganya, Andmesh akan berkunjung ke makam dan bernyanyi bersama-sama.
Dengan begitu, kehadiran sang ibunda bisa dirasakan oleh Andmesh dan keluarga walau hanya sesaat.
"Paling kita ke kuburan dia, kita nyanyi-nyanyi bareng, ya kayak seolah-olah dia masih ada gitu. Biasanya kita nyanyi di gereja, di kuburan. Pasti kita merasa ada sosok dia," tutupnya.
(*)
Penulis | : | Ragillita Desyaningrum |
Editor | : | Ayu Wulansari K |