Grid.ID - Baru-baru ini, viral di media sosial kisah miris bocah kelas 6 SD hamil 8 bulan di Fakfak, Papua.
Bocah perempuan yang baru berumur 12 tahun itu kini sudah bersiap untuk melahirkan calon anak pertamanya.
Pasalnya, bocah kelas 6 SD hamil 8 bulan di Fakfak tengah melakukan pemeriksaan tanpa didampingi oleh orang tua.
Ia melakukan pemeriksaan kandungan dengan didampingi oleh tim Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Fakfak.
Mengetahui akan hal tersebut, dokter yang memeriksa bocah kelas 6 SD itu pun memberi wejangan kepada keluarganya.
Sebab, dalam kondisi hamil di usia dini, bocah SD itu sangat memerlukan perhatian lebih dari keluarga khususnya orang tua.
"Bu, umur anaknya sekarang 12 tahun dengan hamil pertama. Jelas itu kehamilan yang sangat berisiko.
Jadi ibu punya anak ini harus diawasi dengan ketat," ungkap dr.Amira,SpOG dalam video yang dibagikan oleh akun Instagram @memomedsos, pada Minggu (29/1/2023).
Dokter kandungan tersebut juga memaparkan risiko kehamilan pada usia dini.
"Karena ketika kehamilan seorang perempuan umurnya di bawah 20 tahun jelas akan berisiko tinggi.
Lahirnya akan penuh dengan komplikasi. Komplikasi ibunya, komplikasi bayinya, dan berbagai komplikasi pasca bersalin," papar dr.Amira,SpOG lagi.
Oleh karena itu, bocah kelas 6 SD itu harus menjalani persalinan di rumah sakit.
"Jelas anaknya ini harus bersalin di rumah sakit," lanjutnya.
Dr.Amira,SpOG juga memberikan wejangan kepada orang tua dari bocah kelas 6 SD yang sedang hamil 8 bulan tersebut.
"Apa pun yang terjadi sampai bisa hamil di umur 12 tahun, SD kelas 6 hamil itu kan sangat luar biasa berisiko. Jadi ibu sebagai orang tua harus mendampingi ketat dalam situasi seperti ini.
Penampingan ini sangat diperlukan untuk menunjang psikologi atau mentalitas anakmu yang dalam kondisi seperti ini.
Dukungan keluarga sangat penting, yang sudah terjadi biarlah terjadi, yang sudah berlalu biarlah berlalu. Yang penting masih ada esok yang lebih baik. Ada ibu dan juga bayi yang harus dijaga sampai tumbuh kembang bayi nanti," papar dr.Amira,SpOG.
Dengan tegas dr.Amira,SpOG meminta orang tua bocah 6 tahun itu untuk mendampingi sang anak yang tak lama lagi akan segera melahirkan itu.
"Jadi saya minta tolong pada ibu untuk datang ikut mengantar anakmu ini (periksa), bukan pemberdayaan perempuan yang antar, tapi orang tua," ungkapnya.
Lebih lagi, kondisi kehamilan bocah 12 tahun itu terbilang berisiko lantaran bayi di perutnya dalam keadaan sungsang.
"Jangan dibiarkan. Ini posisi bayinya sekarang sungsang, bokongnya di bawah. jelas dengan kelahiran anak pertama, panggul belum pernah lahiran, nanti kalau lahir kaki dulu atau bokong dulu, takutnya kepala bayi nyantol di atas, bisa meninggal bayinya," ujar dr.Amira,SpOG.
Di akhir video, dr.Amira,SpOG juga memaparkan keadaan bocah 12 tahun itu yang sedang berjuang di kehamilan pertamanya.
"Kalau anak pertama posisinya lintang, harus operasi tindakannya. Umur sudah menuju 8 bulan dengan berat bayi sudah 1,8kg.
Posisi masih bisa berubah kalau anaknya diajarin untuk sujud-sujud, nungging-nungging biar kepalanya di bawah," pungkasnya.
Video memilukan itu pun turut menuai simpati dari publik.
Tak sedikit netizen yang menyayangkan absennya orang tua dalam menemani putrinya periksa kandungan itu.
febrian*** Pengawasan orang tuanya ga bener
tama*** Apa orangtua nya g mengawasi pergaulan anaknya.
muhaam*** Peran ortu emg penting
tiarasa*** Ya alloh ya alloh, ibunya kemana , yg hamilin kemana
_rye_*** Lah kok bisa ya..kasian adek nya masih kecil padahal
madam*** Yg gw tau ortunya sibuk cari uang demi anak..anak butuh perhatian dan kenyamanan tapi ga pernah didapat jadilah seperti itu. Setau aku menurut survey yg saya telusuri.
(*)
Gunung Raung Erupsi Sehari Sebelum Natal, Pendaki Dengar Suara Ngeri ini dan Buru-buru Selamatkan Diri