Grid.ID - Inilah sosok anggota DPR RI termuda di Indonesia.
Anggota DPR RI termuda di Indonesia ini diketahui menjadi wakil rakyat saat berusia 23 tahun.
Meski berusia 23 tahun, anggota DPR RI termuda di Indonesia ini punya kekayaan Rp 17 miliar.
Ya, anggota DPR RI termuda di Indonesia itu adalah Farah Puteri Nahlia.
Gadis kelahiran 2 Januari 1996 ini tergabung dalam Partai Amanat Nasional (PAN).
Ayahanya adalah Jenderal Asal Makassar, Irjen Fadil Imran.
Berstatus sebagai pendatang baru, Farah Puteri Nahlia mampu meraup 113,263 suara pada Pemilu 2019 lalu.
Hebatnya ia maju bukan di kampung halaman ayahnya, melainkan di daerah pemilihan Jawa Barat IX.
Di usianya yang berumur 23 tahun, Farah Puteri Nahlia tercatat sudah memiliki harta kekayaan hingga miliaran rupiah.
Pada 9 Agustus 2019 lalu, harta kekayaan Farah Puteri Nahlia mencapai Rp17,2 miliar.
Hal itu tertuang dalam Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara atau LHKPN Farah Puteri Nahlia kepada KPK pada 2019 lalu.
Baca Juga: Buntut Kasus Clara Shinta, Ribuan Debt Collector Disebut Bakal Demo di DPR RI
Adapun harta kekayaan Farah Puteri Nahlia terdiri dari beberapa bagian.
Antara lain pertama, tanah dan bangunan senilai Rp15.429.225.000.
Kedua, alat transportasi dan mesin senilai Rp950.000.000.
Ketiga, kas dan setara kas Rp857.257.028.
Adapun total kekayaan Farah Puteri Nahlia mencapai Rp17.236.482.028.
Profil Farah Puteri Nahlia
Farah Puteri Nahlia merupakan gadis yang lahir di Semarang, pada 2 Januari 1996 dari pasangan H. M. Fadil Imran dan Ina Adiati.
Ayah Farah, Fadil Imran merupakan Brigadir Jenderal Polisi yang lahir di Ujung Pandang, Sulawesi Selatan.
Sejak 3 Februari 2017, H. M. Fadil Imran sudah menjabat sebagai Dirtipid Siber Bareskrim Polri.
Keikutsertaan Farah telah terlihat sejak ia menduduki bangku SMP Al Azhar Bumi Serpong Damai, Tangerang.
Ia pernah menjadi wakil bendahara di OSIS.
Setelah lulus dari SMP, ia melanjutkan ke Sinarmas World Academy (SWA).
Kemudian melanjutkan juliah di London, D-3 di University Foundation Programme, David Game College.
Dan merampungkan S1 dan S2 di bidang politik dan hubungan internasional di Royal Holloway, University of London.
Saat berkuliah, di tahun 2011, ia aktif di English Teaching Programme.
Kemudian juga di Habitat for Humanity Indonesia, sebuah LSM yang membantu pembangunan atau perbaikan rumah tinggal sehingga menjadi hunian yang layak, sederhana, dan terjangkau untuk keluarga berpenghasilan rendah.
Jejak karier Farah terus meluas hingga menjabat Komisaris Utama Masa Studio pada tahun 2018.
Kemudian berkecimpung magang di Direktorat HAM dan Kemanusiaan, Direktorat Jendral Kerjasama Multilateral Kementerian Luar Negeri di tahun yang sama.
Seusai 6 tahun di luar negeri, ia kembali ke Indonesia.
Ia pernah ikut membantu seorang TKW asal Subang bernama Een yang memiliki masalah di luar negeri.
TKW malang itu tak mendapatkan gaji yang seharusnya didapatkan.
Ia juga tak bisa kembali ke Indonesia, hingga Farah bersama BPNTKI, membantu kepulangannya.
Sejak itulah Farah memantapkan hati ingin menjadi anggota dewan guna membantu mereka yang kesusahan.
Kasus TKW Een, membuat Farah mempelajari Subang, Majalengkadan Sumedang (SMS).
Farah tertarik untuk membantu merancang UU yang berkaitan dengan bidang pertahanan dan keamanan, intelijen, dan informasi publik.
Karena dalam apil tersebut membahas perihal hak-hak TKI.
"Saya ingin memanfaatkan ilmu saya seprofesional mungkin ke dalam perancangan UU di bidang pertahanan dan keamanan, intelijen, dan informasi publik.
Saya pribadi tertarik dengan isu terkait hak-hak TKI karena di dapil saya sendiri banyak yang bekerja sebagai TKI," kata Farah dikutip TribunWow.com dari Kompas.com, Senin (2/9/2019)
Akhirnya Farah menjadi kader Partai Amanat Nasional (PAN) untuk daerah pemilihan Jabar IX (Kabupaten Garut dan Tasikmalaya) dan berhasil mengantongi 113.263 suara.
Artikel ini telah tayang di Tribuntrends.com dengan judul SOSOK Farah Puteri Nahlia, Anggota DPR RI Termuda, Usia Baru 23 Tahun Kekayaannya Rp 17 Miliar,
(*)
Source | : | tribuntrends |
Penulis | : | Grid. |
Editor | : | Widy Hastuti Chasanah |