Grid.ID – Hingga saat ini, tidak terhitung berapa banyak produk makeup di dunia. Namun, tahukah kamu bahwa setiap tahunnya ada jutaan hewan yang digunakan untuk kebutuhan tes kelayakan produk kecantikan? Melansir laman frendlyturtore.com, hewan yang dijadikan sebagai sampel pengujian produk harus melalui berbagai prosedur berbahaya.
Padahal, sejumlah penelitian menunjukan bahwa menjadikan hewan sebagai bahan uji coba merupakan tindakan yang buruk dan belum dapat dipastikan efektivitasnya. Karena itu, memilih produk makeup yang sudah bersertifikasi animal cruelty free penting.
Selain baik untuk sesama makhluk hidup, ada berbagai alasan pentingnya memilih produk kecantikan yang sudah animal cruelty free.
Produk kecantikan yang menggunakan label cruelty free lebih sehat dibanding yang menjadikan hewan sebagai bahan uji coba karena tidak menggunakan bahan kimia berbahaya. Dulu maraknya tindakan yang menjadikan hewan sebagai bahan uji coba produk kecantikan karena banyak produk kecantikan konvensional yang menggunakan bahan kimia keras dan berbahaya.
Baca Juga: 3 Shio Ini Pintar Cari Uang dan Cuan, Malaikat Pemberi Rezeki Udah Jadi Bestie!
Selain menjaga kelestarian hewan, produk kecantikan cruelty-free juga dapat menjaga kelestarian lingkungan. Secara tidak sadar, perusahaan yang masih menggunakan metode uji coba melalui hewan akan mengeluarkan banyak racun berbahaya ke atmosfer.
Banyak limbah dan emisi karbon yang besar dikeluarkan. Bahkan dalam setahun, sebuah lab bisa menghasilkan lebih dari 12 ton limbah, termasuk bangkai dan kotoran hewan. Kegiatan ini tentu bisa merusak lingkungan dan memicu pemanasan global.
Untuk itu, kita disarankan untuk menggunakan produk kecantikan cruelty-free, karena meminimalisasi limbah dan emisi karbon selama pembuatan produk.
Lebih dari 115 juta hewan termasuk tikus, marmut, kelinci, anjing dan hewan lainnya digunakan dalam eksperimen di lab industri kosmetik tiap tahunnya di seluruh dunia.
Baca Juga: Pemilik Kulit Kusam Wajib Catat, Ini Rangkaian Skincare Lokal untuk Mencerahkan Wajah
Biasanya mereka akan melalui tes iritasi mata dan kulit, caranya, zat kimia yang akan diuji coba dioleskan ke kulit mereka. Akibat dari animal testing ini banyak hewan yang mengalami iritasi, tumor, hingga berujung pada kematian.
Bahkan menurut statistik dari Amazine.co, sebanyak 50 persen dari hewan yang digunakan dalam pengujian akan mati dalam waktu 2-3 minggu setelah percobaan.
Penulis | : | Nana Triana |
Editor | : | Sheila Respati |