Grid.ID - Rayyanza Malik Ahmad dan Ameena Hana Nur Atta merupakan anak pasangan seleb ternama Raffi Ahmad-Nagita Slavina dan Atta Halilintar-Aurel Hermansyah.
Masih bayi, Rayyanza dan Ameena ramai dijodoh-jodohkan oleh netizen.
Raffi Ahmad dan Atta Halilintar menanggapi soal perjodohan Rayyanza dan Ameena.
Ternyata, Atta dan Raffi tak memungkiri akan jodohkan anak mereka setelah dewasa.
Memang, Ameena dan Rayyanza kerap dijodohkan warganet.
Mereka menilai Ameena dan Rayyanza punya kecocokan untuk menjadi pasangan.
Perjodohan dari warganet tersebut rupanya diketahui oleh Atta dan Raffi.
Namun di sisi lain Atta dan Raffi tak memungkiri jika nanti Ameena dan Rayyanza berjodoh setelah dewasa.
Bahkan kedua artis ternama tersebut tak masalah jika putri dan putra mereka akan menjalin hubungan jika waktunya tiba.
"Nanti kalau Ameena udah gede mau gak dijodohin sama Cipung?," tanya Ruben Onsu dalam tayangan Youtube TRANS TV Official, Kamis (30/3/2023).
"Iya bisa jadi, ya namanya kita gak pernah tahu ya," jawab Raffi.
"Betul, gak ada yang tahu kan jodoh ya kan," timpal Atta.
Jawaban Atta dan Raffi membuat Ameena tersenyum ketika jadi bintang tamu dalam acara Ramadan Itu Berkah TRANS TV.
Pertemuan Ameena dan Rayyanza yang terlalu sering menjadi alasan Atta Halilintar untuk tak mungkiri jika putrinya akan berjodoh dengan Rayyanza.
"Soalnya sering, main sama Cipung. Sering ke acara bareng juga, pas ulang tahunnya Ameena ada Cipung pas ulang tahunnya Cipung ada Ameena," beber Atta.
Namun untuk saat ini, Atta menilai Ameena dan Cipung masih sangat kecil untuk dijodoh-jodohkan.
Diketahui, Rayyanza dan Ameena baru saja genap berusia satu tahun.
Kendati demikian, kedua artis papan atas tersebut tak marah mendapati banyak warganet yang menjodohkan Ameena dengan Cipung.
Jodoh, Picu Konflik Orang Tua dan Anak
Konflik atau pertentangan antara orang tua dan anak seringkali muncul ketika mereka bersikukuh dalam menentukan atau memilih pasangan atau jodoh.
Ketidaksetujuan pihak orang tua terhadap calon pasangan yang dipilih sang anak merupakan problem klise dan kerap dijadikan inspirasi bagi banyak kisah dalam film semisal Romeo and Juliet atau Crouching Tiger, Hidden Dragon.
Baca Juga: BOCOR! Video Alshad Ahmad Gendong Bayi Diduga Anaknya Jadi Sorotan, Sudah Akui Anak Nissa Asyifa?
Lalu sejauh mana masalah ini bila diuji secara empiris?
Apakah benar orang tua dan anak seringkali bersebrangan dalam menentuan calon pasangan atau jodoh?
Sebuah riset yang dilakukan peneliti di Belanda belum lama ini telah memberikan jawabannya.
Perselisihan yang disebabkan perbedaan kriteria atau kualitas calon pasangan ini memang merupakan sebuah fakta.
Dalam penelitian yang melibatkan para pelajar berkebangsaan Belanda, Amerika Serikat dan Kurdi ini menunjukkan bahwa orang tua dan anak-anak memang memiliki prioritas berbeda dalam menentukan calon jodoh.
Riset para ahli dari Universitas Gronigen yang dimuat The Washington Post itu menyebutkan bahwa pelajar Belanda dan Kurdi sama-sama setuju bahwa daya tarik seseorang merupakan hal yang sangat penting dalam pemilihan jodoh.
Namun di mata orang tua mereka, hal yang lebih penting adalah latar belakang ras, agama, dan kelas sosial.
Sementara itu para pelajar AS mengatakan bahwa penampilan dan kecerdasan merupakan hal utama yang menjadi pertimbangan dalam pemilihan pasangan.
Namun dua indikator itu justru tak ada artinya di mata orang tua mereka yang lebih mementingkan status sosial, etnis atau latar belakang keluarga.
Riset yang dipublikasi dalam Review of General Psychology itu juga menyebutkan, bahwa konflik orang tua dan anak terjadi karena mereka masing-masing memiliki tujuan berbeda.
Ini terjadi karena secara genetik kepentingan pribadi mereka pun berbeda.
Alasan kenapa anak lebih memilih kecerdasan dan daya tarik sebagai kriteria utama karena dua faktor ini merupakan penanda kecocokan genetik.
Semetara itu, di lain pihak para orang tua justru khawatir akan latar belakang kelompok karena mereka ingin memastikan bahwa jodoh untuk anak mereka akan menjadi orang tua yang baik dan cocok dengan keluarga.
Ketika calon pasangan telah memenuhi kriteria yang disaratkan kedua pihak, orang tua dan anak cenderung biasanya akan sepakat soal kecocokan.
Namun seringkali, kata peneliti, kualitas tidak lagi sama: Pria yang tinggi dan ganteng mungkin akan membuat pengantin wanita terpana, namun sang pria bisa jadi suka jelalatan.
Padahal pria yang botak dan berkacamata mungkin tidaklah menarik tetapi mereka juga bisa menjadi bapak yang baik dan perhatian.
"Ketika dikaitkan dengan pernikahan, kuncinya adalah pasangan yang mencatat nilai tinggi dalam hal ciri gen yang baik -- seperti daya tarik dan selera humor -- cenderung memiliki nilai rendah dalam hal ciri orang tua baik, dan sebaliknya," ungkap Justin H. Park, ahli psikologi sosial yang melakukan riset ini.
Artikel ini telah tayang di laman BanjarmasinPost dengan judul: Alasan Atta Halilintar dan Raffi Ahmad Mau Jodohkan Ameena dan Rayyanza, Ruben Onsu Usul Ini (*)