Grid.ID - Kasus pembunuhan berantai di Banjarnegara kembali mengejutkan publik.
Pria bernama Slamet Tohari (45) diamankan polisi setelah 11 jenazah ditemukan terkubur di belakang rumahnya.
Ia merupakan dalang pembunuhan berantai di Banjarnegara yang berprofesi sebagai dukun pengganda uang.
Aksi kejinya baru terungkap karena pesan WhatsApp salah satu korbannya.
Korban itu bernama PO (53) yang berasal dari Sukabumi.
Melansir Kompas.ID, data sementara menunjukkan bahwa polisi telah menemukan sepuluh jenazah lain yang diduga dibunuh Slamet.
Sepuluh jenazah tersebut ditemukan setelah polisi bersama sukarelawan melakukan penggalian di sebuah lereng bukit yang ditanami pohon puspa dan singkong.
Polisi yang tiba di TKP, Senin sekitar pukul 12.20 WIB kemudian menemukan jenazah yang masih utuh tapi mulai membusuk dan sejumlah tulang belulang.
Desebutkan ada 2-3 jenazah yang ditemukan polisi dari tiga titik yang ditunjukkan oleh Slamet.
Baca Juga: Ibu Pukul Bocah 3,5 Tahun Pakai Gayung Sampai Tewas, Emosi karena Anaknya Main Sabun Cuci Piring
Sepuluh jenazah ini kemudian dibawa dengan tiga ambulans.
Dari temuan tersebut, polisi telah menemukan sebelas korban, termasuk PO, yang diduga dibunuh oleh Slamet, namun sebagian besar identitasnya belum diungkap.
"Saat ini ada penambahan jumlah korban. Untuk selanjutnya, jumlah korban berapa dan identitasnya dapat dijelaskan oleh pimpinan kami," tutur Hendri.
Isi Pesan WA Korban Sebelum Tewas
Kasus pembunuhan yang diduga dilakukan Tohari terungkap setelah Polres Banjarnegara menerima laporan orang hilang berinisial PO pada Senin (27/3/2023).
PO dilaporkan hilang setelah berkunjung ke Banjarnegara untuk bertemu Slamet pada Kamis (23/3/2023).
Sebelum dinyatakan hilang, PO sempat mengirim pesan WhatsApp kepada pihak keluarga supaya anaknya datang ke rumah Slamet bersama aparat jika ia tidak ada kabar selama beberapa hari.
"Ini di rumahnya Pak Slamet. Buat jaga-jaga kalau umur ayah pendek, misal ayah tidak ada kabar sampai Minggu, langsung saja ke lokasi bersama aparat," bunyi pesan tersebut.
Tak lama setelah mendapat pesan tersebut, pihak keluarga tidak mendapat kabar apapun setelah kerabatnya itu mendatangi rumah Slamet.
Pihak keluarga kemudian melapor ke Polres Banjarnegara pada Senin (27/3/2023) dan polisi segera terjun ke TKP untuk penyelidikan.
Namun, ketika mendatangi Slamet, polisi mendapati temuan bahwa PO telah dikubur di sebuah lahan perkebunan.
"Korban (PO) telah dikubur di jalan setapak menuju ke hutan di Wanayasa," kata Kapolres Banjarnegara AKBP Hendri Yulianto.
Bermula dari titik penguburan PO, polisi kemudian menemukan sepuluh jenazah lain pada lokasi yang tidak berjauhan.
Motif pembunuhan dukun pengganda uang Banjarnegara
Hendri menyampaikan, pembunuhan yang diduga dilakukan oleh Slamet terkait dengan aksi penipuan yang dilakukan pelaku selama lima tahun belakangan.
Slamet mengaku mempunyai kemampuan melipatgandakan uang kepada pasien, sebutan untuk orang yang datang untuk menggandakan uang.
Salah satu pasien yang datang kepada Slamet adalah PO.
Korban sudah beberapa kali menyetorkan uang kepada Slamet untuk menggandakan uang.
Namun harapan PO sama sekali tidak berbuah lantaran uang yang digandakan kepada Slamet tidak kunjung menghasilkan.
Korban kemudian menagih uang itu kepada Slamet yang membuat pelaku kesal dan akhirnya tega melakukan pembunuhan dengan cara diracun.
Hendri mengatakan, PO sudah beberapa kali memberikan uang dengan total Rp 70 juta untuk digandakan kepada Slamet.
Pelaku memberi janji kepada PO bahwa uang sebesar Rp 70 juta akan dilipatgandakan menjadi Rp 5 miliar.
"Korban terus menagih mana hasil penggandaan uangnya. Akhirnya tersangka kesal dan memberikan minuman berisi potas kepada korban," jelas Hendri.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Dukun Pengganda Uang Banjarnegara: Kronologi, Motif, dan Jumlah Korban"
(*)
Pak Tarno Derita Sakit Stroke, Istri Pertama Ngaku Ogah Jenguk Gegara Kelakuan Bini Muda: Pelakor Itu!
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Grid. |
Editor | : | Ulfa Lutfia Hidayati |