Laporan Wartawan Grid.ID, Annisa Marifah
Grid.ID - Fenomena pengobatan alternatif Ida Dayak tengah disorot oleh netizen.
Banyak orang yang berbondong-bondong datang dan mencari kesembuhan melalui pengobatan alternatif ini.
Dilansir Grid.ID dari TribunnewsBogor.com pada Rabu (5/4/2023), ratusan warga mendatangi GOR Divisi Infanteri I Kostrad Cilodong, Depok, Jawa Barat.
Para warga membawa keluarga yang sakit untuk melakukan pengobatan tradisional ini meski pengobatan Ida Dayak ditiadakan.
Warga bahkan nekat bertahan di lokasi, ada pula yang bertanya-tanya soal keberadaan Ida Dayak.
"Pak kalau di sini tidak ada, ibu Ida Dayak ada di tempat mana ya?," tanya seorang ibu-ibu.
"Saya tidak tahu bu, kalau di sini benar-benar sudah tidak ada," jawab TNI yang berjaga.
Seorang warga bernama Larita sudah datang sejak Senin dan membawa ayahnya yang patah tulang tapi sayangnya Ida Dayak membatalakan pengobatannya.
Meski kecewa karena batal diobati, Ida Dayak paham bahwa terlalu banyak pasien yang datang sehingga Ida Dayak terpkas membatalkan acara.
"Terus saya nginap di dekat sini supaya pagi ini bisa datang dan diobati," kata Larita.
Melansir Kompas.com, Pengamat Sosial Universitas Indonesia (UI) Devie Rahmawati memberikan pendapatnya atas fenomena pengobatan Ida Dayak ini.
Devie berpendapat bahwa membludaknya warga ini didasari oleh harapan agar bisa memperoleh kesembuhan.
"Maka, manusia mana pun di seluruh dunia akan mencari alternatif jalan. Artinya, manusia itu tidak pernah yang namanya melihat misalnya pengobatan ini lebih baik daripada pengobatan yang lain," kata Devie.
"Jadi, kalau orang sudah sakit, dia akan melakukan apapun agar bisa sembuh sehingga dia akan pergi ke pengobatan modern dan juga pengobatan alternatif," sambungnya.
Pengobatan tradisional seperti Ida Dayak ini juga dipilih menjadi cara meraih kesembuhan karena ada faktor geografis yang membuat masyarakat kesulitan mengakses pusat kesehatan.
"Jadi sesuatu yang dekat dengan masyarakat, mereka tidak merasa ragu lagi, tidak merasa asing dengan pengobatan seperti menggunakan tanaman, terapi terapi tubuh, itu sesuatu yang merupakan bagian dari tradisi," kata Devie.
Meski dianggap tak ilmiah, masyarakat pada intinya hanya ingin memperoleh kesembuhan terlepas dari caranya.
"Karena sekali lagi, ujungnya adalah bagaimana caranya manusia bisa bebas dari penyakitnya," kata Devie.
"Sarananya lewat pendekatan konvensional ataupun alternatif itu kan hanya bagian dari cara, ini yang perlu kita pahami," lanjutnya.
(*)
Ngamuk Saat Tak Diberi Uang, Pengemis di Bogor Ini Malah Ketahuan Lagi Top Up: Ngegas Gak Dikasih
Source | : | TribunnewsBogor.com,Kompas |
Penulis | : | Annisa Marifah |
Editor | : | Silmi |