Baca Juga: Reaksi Fadly Pasca Video Syur Rebecca Klopper Viral, Perih!
Shierlen menekankan, tindakan merekam video pribadi berisiko tersebar ke publik dan meninggalkan jejak digital yang tidak bisa dihapus.
Dihubungi terpisah, psikolog Danti Wulan Manunggal mengungkapkan bahwa merekam video syur milik pribadi tersebut bisa juga menunjukkan sifat eksibisionisme atau voyeurisme.
"Voyeurisme didefinisikan sebagai ketertarikan untuk mengamati orang yang tidak risih saat mereka membuka pakaian, telanjang, atau melakukan aktivitas seksual," jelasnya, Selasa (23/5/2023).
Menurutnya, video semacam itu dibuat untuk memenuhi orang yang berminat menonton tindakan tersebut.
Di sisi lain, Danti menyebut orang yang mengambil video pribadi memiliki sifat narsistik.
"Rasa bangga dengan tubuh dan keinginan melihatnya kembali adalah alasan kenapa orang bisa membuat video seks dirinya sendiri," lanjut dia.
Menurut Danti, orang tersebut akan disebut mengalami gangguan kepribadian narsistik saat merasa dirinya paling penting, sangat butuh perhatian, dan memiliki kekaguman berlebihan pada diri sendiri.
Terlepas dari gangguan kesehatan mental yang mungkin dimiliki pelaku, Danti tidak memungkiri apabila orang tersebut bisa jadi dalam kondisi sehat.
"Selama ada kesepakatan bersama antara kedunya dan tidak untuk disebarluaskan hal ini bukan merupakan gangguan seksual," katanya.
Ia menyatakan video tersebut mungkin saja diambil untuk kebutuhan saat berhubungan seksual.
Namun, akan menjadi masalah saat video tersebut kemudian disebarkan terutama tanpa kesepakatan kedua belah pihak.
"Apabila salah satu pihak terobsesi untuk selalu mendokumentasikan aktivitas seksualnya, besar kemungkinan jika ia memang mengalami gangguan psikologis sehingga memerlukan terapi," pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di laman BanjarmasinPost dengan judul: Ariel NOAH-Luna Maya, Gisel-Nobu Hingga Rebecca Klopper, Psikolog Beber Alasan Orang buat Video Syur (*)