Grid.ID - Pria bernama Arjo Suwito ini dinobatkan sebagai manusia tertua di Indonesia.
Usia sang kakek diperkirakan mencapai 193 tahun saat tutup usia di tahun 2019 lalu.
Ternyata pria yang akrab disapa Mbah Arjo itu punya pengalaman hidup yang luar biasa.
Salah satunya ia mengaku pernah menemani Soekarno lakukan ritual di gunung.
Mbah Arjo merupakan kakek yang tinggal di gubuk sederhana di lereng Gunung Kelud.
Berdasarkan catatan di buku desa, tertulis tahun angka kelahirannya 1825.
Sebelum tinggal di lereng Gunung Kelud, tepatnya di Gunung Gedang, mbah Arjo, katanya pengembara.
Baru tahun 90-an, ia tinggal di tengah hutan, atau di lereng Gunung Kelud, dengan membuat rumah sederhana.
Untuk makannya, ia tak pusing karena mendapatkan gaji dari pemerintah sebagai juru kunci Candi Branjang, yang satu komplek dengan tempat tinggalnya.
Candi itu merupakan penemuan mbah Arjo, yang kemudian dirinya dijadikan juru kunci.
Di tempat yang terpencil karena jauh dari mana-mana (perkampungan), mbah Arjo tinggal berdua dengan anak gadisnya.
Yakni, Ny Ginem, yang berusia 52 tahun, yang tak lain anak mbah Arjo yang ke-18 dari istrinya yang keenam.
"Meski tinggal di tempat yang seperti itu, mbah Arjo sangat sabar, dan menjalani hidup dengan tulus. Itu patut jadi panutan kami, yang muda-muda," pungkasnya.
Temani Soekarno ritual
TribunJatim pernah berhasil menemuinya semasa Mbah Arjo masih hidup tahun 2018 lalu.
Ditemui Minggu (14/1/2018) pukul 09.00 WIB lalu, ia sedang duduk di dalam rumahnya.
Rumah mbah Arjo, sangat tak layak karena lebih mirip gubuk, dengan ukuran 3 x 4 meter.
Dindingnya berasal dari bambu (gedek), namun sebagian belum dianyam dan cukup dipaku.
Atapnya terbuat dari alang-alang bercampur jerami.
Meski mbah Arjo mengaku tak pernah pergi ke mana-mana karena usianya sudah tua, namun bukan berarti tak punya pengalaman hidup yang berharga.
Hanya saja, itu jarang diceritakan ke orang karena dianggap tak perlu.
Misalnya, dulu semasa jaman perjuangan, ia mengaku sering bertemu Bung Karno, dan Supriadi, Pahlawan pembela tanah air (PETA).
Saat itu, ia masih tinggal di Dusun Sukomulyo, Desa Gadungan.
Oleh Bung Karno dan Supriadi, ia disuruh menemaninya saat melakukan ritual di lerang Gunung Gedang, yang kini berdiri bangunan gubuknya itu.
"Saat itu, saya sudah tua, bahkan Pak Karno dan Pak Supriadi, masih jejaka, sehingga kalau memanggil saya, mbah," papar mbah Arjo.
Katanya, dirinya bisa kenal dengan Bung Karno dan Supriadi, melalui kontak batin.
Akhirnya, mereka bertemu pada suatu malam, dan disuruh menemani ritual di lereng Gunung Kelud itu.
"Kalau ritual, saya hanya duduk di sampingnya, sampai terdengar ayam berkokok. Namun, antara pak Karno dan Pak Supriadi, seingat saya tak pernah melakukan ritual bersama di sini," cerita Mbah Arjo.
"Saat itu, saya lupa sedang terjadi peristiwa apa di Indonesia, namun sepertinya belum kemerdekaan," paparnya, yang mengaku saat masih sering ketemu Bung Karno itu dirinya sudah menikah enam kali.
Menurut mbah Arjo, saat Bung Karno sering ritual di tempatnya itu dulu, kondisinya masih hutan belantara, bahkan masih banyak binatang buas.
Tempat duduk yang dipakai ritul Bung Karno itu, kini letaknya di dalam gubuknya itu.
Dari pengalaman spritualnya itu, ia akhirnya meninggalkan kampungnya dan tinggal di sebuah gubuk di tempat itu tahun 1990.
"Selama tinggal di sini, saya memang sering bermimpi, bertemu Pak Karno. Bahkan, dalam mimpi saya itu, Pak Karno sering berkunjung ke sini," ujarnya.
Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Mbah Arjo Manusia Tertua di Indonesia Meninggal Dunia, Ngaku Pernah Temani Soekarno Ritual Saat Muda
(*)
Gagal Move On dan Tak Terima sang Mantan Pacar Sudah Punya Kekasih Baru, Pria Ini Culik sang Wanita tapi Keciduk Polisi, Begini Akhirnya
Source | : | Tribun Jatim |
Penulis | : | Grid. |
Editor | : | Ulfa Lutfia Hidayati |