Tak hanya penampilan, tinggi badan 237 orang ini juga sama.
Ahli genetika Jerman, Biharz pun tertarik dengan fenomena ini dan melakukan penelitian.
Biharz menyebut bahwa fenomena di desa ini disebut sebagai 'fenomena non keluarga' yang sifatnya langka.
Beberapa ahli menduga bahwa Desa Haragonan mempunyai sejarah panjang dan telah lama ditutup.
Karena tertutup, warga di desa itu pun melakukan perkawinan sedarah.
Hal ini bisa terjadi mengingat bahwa komunitas di desa itu kecil dan tak ada peraturan yang melarang pernikahan dalam 3 generasi kerabat dekat.
Hal ini diduga jadi salah satu penyebab orang-orang di desa ini semakin mirip hingga menjadikan mereka memiliki penampilan mencengangkan seperti sekarang.
Melansir Tribun-Medan.com, ilmuwan juga meneliti makanan, air, serat unsur di dalam tanah.
Peneliti menemukan bahwa di tanah dan air di lingkungan mereka kaya akan unsur platina dan bismut.
Unsur-unsur ini disebut ilmuwan bisa mempengaruhi sel-sel ibu hamil dan perkembangan janin.
Untuk berkomunikasi dan bersosialisasi, mereka mengidentifikasi satu sama lain melalui suara, gaya berjalan, dan kebiasaan kecil.
(*)
Viral Rumah Dijual Rp 27 Juta di Yogyakarta, Kondisinya Horor dan Bikin Merinding, Akan Dibeli Joko Anwar?
Source | : | Tribun-Medan.com,Tribuntrends.com |
Penulis | : | Annisa Marifah |
Editor | : | Ayu Wulansari K |