Grid.ID - Kebun Raya Bogor berdiri pada tahun 1817 tepatnya tanggal 18 Mei dengan nama 'sLands Plantentuin te Buitenzorg yang dipelopori oleh Prof. C.G.C Reinwardt.
Profesor ini pada tanggal 15 April 1817 mengusulkan kepada Gubernur Jendral Hindia Belanda di Batavia G.A.G.P. Baron van der Capellen untuk mendirikan Kebun Botani sebagai lokasi penelitian dan pengembangan tanaman benilai ekonomi serta tanaman endemik Nusantara.
Kebun Raya Bogor terletak di kota hujan ini sekarang menjadi pusat penelitian dan pusat konservasi ex-situ tumbuhan terbesar di Indonesia.
Dengan luas area sekitar 87 hektar, kini usia kebun raya di kota hujan tersebut menginjak 206 tahun.
Keberadaannya dari waktu ke waktu senantiasa setia menjadi benteng terakhir penyelamatan flora di negeri ini.
Sejak tiga tahun lalu tepatnya tahun 2020 PT. Mitra Natura Raya (PT. MNR) dipercaya oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) sebagai mitra pengelola di empat kebun raya, yakni Kebun Raya Bogor, Kebun Raya Cibodas, Kebun Raya Bedugul, dan Kebun Raya Purwodadi.
Berbagai inovasi terus dilakukan dalam upaya meningkatkan pelayanan publik dan meningkatkan edukasi pendidikan tumbuhan hayati kepada masyarakat atau pengunjung yang datang ke Kebun Raya.
Salah satunya adalah menambahkan beberapa taman tematik di kebun raya seperti taman nepenthes atau kita biasa menyebutnya kantung semar.
Kebun Raya bersama dengan PT MNR terus mengembangkan program-program edukasi sebagai bentuk komitmennya dalam menjaga konservasi dan pelestraian alam di kebun raya, serta meningkatkan fungsi edukasi kebun raya.
Program yang baru-baru ini diluncurkan oleh kebun raya adalah Kelas Edukasi Nepenthes atau Kantung Semar, berbagai jenis nepenthes yang berasal dari lima kepulauan di Indonesia lebih lanjut akan dijelaskan di dalam Kelas Edukasi Nepenthes di kebun raya.
Baca Juga: Tarif Tiket Kebun Raya Bogor sudah sesuai dengan PP No. 62 Tahun 2021
Tidak hanya itu, bagaimana memperbanyak nepenthes dengan cara generatif, atau perbanyakan secara kultur jaringan atau dengan perbanyakan secara vegetatif (setek batang dan cangkok) bisa dipelajari.
Nah menarik bukan, sedikit informasi tentang tumbuhan karnivora atau nepenthes pertama kali dikenalkan oleh J.P Breyne pada tahun 1689, nama ini diambil dari bahasa Yunani: ne = tidak, dan penthos = kesedihan.
Nama Nepenthes juga diambil dari sebuah nama gelas anggur.
Nepenthes ini juga dikenal sebagai tumbuhan Pitcher tropis atau Piala Monyet.
Nama piala monyet diberikan karena orang jaman dulu mengira monyet minum dari tumbuhan ini.
Nepenthes merupakan tumbuhan karnivora monotypic yang tumbuh merambat dan banyak ditemukan di Cina Selatan, Thailand, Malaysia, Filipina, dan Indonesia.
“Kelas Edukasi yang baru diluncurkan di Kebun Raya yaitu Kelas Edukasi Tanaman Karnivora atau yang biasa kita kenal dengan Tanaman Kantong Semar (Nepenthes), dengan adanya program Kelas Edukasi ini diharapkan bisa memberikan output yang baik bagi para masyarakat untuk mengetahui jenis tanaman karnivora yaitu nepenthes."
"Semoga dengan adanya kelas nepenthes di kebun raya bogor dapat meningkatkan fungsi eduakasi yang ada di kebun raya sehingga menambah pengetahuan tentang tanaman nepenthes pada masyarakat.
Yukk tunggu apalagi ayo ke Kebun Raya, untuk mengikuti kelas edukasi nepenthes dapat menghubungi ke nomor 0251-8311362 / 0852-1566-8934 Visitor Center Kebun Raya Bogor.
Baca Juga: Sunset di Kebun, Gelaran Musik di Kebun Raya Bali yang Usung Tema Menjaga Konservasi Alam
(*)
Penulis | : | Grid. |
Editor | : | Nindya Galuh Aprillia |