Grid.ID - Penyesalan datang belakangan, kisah ini dialami seorang wanita yang telah menelantarkan keluarganya.
Belasan tahun pergi meninggalkan suami dan anak, wanita ini kembali ketika divonis mengidap kanker darah.
Mirisnya, sang wanita kembali untuk meminta donor sumsum tulang belakang dari anaknya yang sudah lama ia telantarkan.
Rupanya ia nekat kembali karena karena tak punya pilihan karena hanya keluarganya yang bisa menyelamatkan hidupnya.
Pada Desember 2016, Tran Bin yang berusia 16 tahun dikejutkan dengan berita orang tuanya masuk rumah sakit.
Awalnya ia mengira sang ayah jatuh sakit.
Tapi setelah mengetahui ibunya yang dirawat di rumah sakit wajah Tran Bin berubah seketika dari khawatir menjadi acuh tak acuh.
"Saya tidak punya ibu. Jika tidak terjadi apa-apa, saya akan kembali belajar," jawab Tran Bin dingin.
Mendengar jawaban itu, sang guru kaget karena selama ini Tran Bin adalah anak yang baik.
Di tahun 2005 ternyata sang ibu meninggalkan Tran Bin dan keluarga.
Saat itu keluarganya pindah dari pedesaan provinsi Hunan, China, ke kota.
Tak disangka, saat kehidupan materi membaik, kebahagiaan keluarga retak.
Ibu Tran Bin, Vuong Hue Phuong, mulai berinteraksi dengan kehidupan baru dan hobi baru.
Dia senang berbelanja dan bergaul dengan teman-teman.
Setelah bertemu dengan berbagai orang, ia merasa bahwa suaminya terlalu 'ndeso' dan tak cocok untuknya.
Tenggelam dalam kemewahan, Vuong Hue Phuong telah kehilangan dirinya sendiri.
Ayah Tran Bin, Tran Chi Kien, juga memperhatikan perubahan istrinya, tetapi dia tetap percaya pada istrinya.
Awalnya ia tak menganggap masalah itu tidak serius hingga suatu malam istrinya pulang malam dalam kondisi mabuk dan langsung marah-marah ke suaminya.
Tran Chi Kien terpancing dan ikut kesal.
Mereka bercerai setelahnya dan Tran Chi Kien mendapat hak asuh anak karena Vuong Hue Phuong tidak berminat sama sekali.
Tran Chi Kien secara sukarela memberikan rumah dan mobil kepada wanita itu.
Setelah menyelesaikan proses perceraian, ia memutuskan untuk membawa putranya kembali ke kampung halamannya.
Berkat kerja keras dan dedikasinya, Tran Chi Kien merawat anaknya.
Tran Bin juga sangat pengertian, ia selalu patuh dan berbakti, juga mempelajari ketekunan ayahnya.
Ia sangat berterima kasih kepada ayahnya karena telah membesarkannya dengan baik.
Meski demikian dalam hati kecilnya, ia tetap sedih dan sakit hati saat memikirkan ibunya.
Tidak seperti Tran Chi Kien, Vuong Hue Phuong tetap tinggal di kota setelah perceraian.
Dia membeli rumah dan kemudian menyewakannya.
Dari sana ia memiliki pendapatan tetap dan menjadi kaya.
Vuong Hue Phuong berinvestasi di real estat pada saat yang tepat ketika harga tanah meningkat tajam.
Keberuntungan pun terus berdatangan.
Kehidupan mewah juga membuat Vuong Hue Phuong benar-benar melupakan mantan suami dan putranya.
Suatu kali ketika ditanya tentang pernikahan, dia mengatakan bahwa dia sudah bercerai dan belum punya anak.
Tetapi hidup tidak dapat diprediksi.
Suatu hari di bulan Januari 2016, Vuong Hue Phuong pulang dari pesta bersama teman-temannya.
Saat menyikat gigi, ia menyadari gusinya berdarah banyak sekali.
Keesokan harinya, dia bergegas ke rumah sakit untuk pemeriksaan hingga dokter memvonis dirinya mengidap leukemia atau kanker darah.
Tanpa suami dan anak di sisinya, wanita itu memanggil orang tua kandungnya dari pedesaan untuk merawat.
Ia pun mulai berpikir bahwa untuk mencari pengganti sumsum tulang yang bisa menyelamatkannya.
Namun sulit sekali menemukan di luar sana.
Setelah lebih dari 5 bulan berlalu, Vuong Hue Phuong masih belum menemukan sumsum tulang yang tepat.
Kemoterapi membuatnya kelelahan baik secara fisik maupun mental.
Meskipun berpenghasilan tinggi, tinggal di rumah sakit dan perawatan juga menyulitkannya.
Vuong Hue Phuong lantas dipindahkan ke Beijing, namun kesehatannya memburuk dan rambutnya rontok.
Ia hanya berbaring di ranjang rumah sakit, dam mendadak teringat ia memiliki putra yang kini berusia 16 tahun.
Wanita itu pun seperti melihat harapan lagi.
Akhirnya ia kembali ke keluarga dan minta anaknya untuk mendonorkan sumsum tulang belakang.
Ketika dia mengetahui niat mantan istrinya untuk meminta putranya menyumbangkan sumsum tulang, dia segera menolak dengan tegas.
"Tran Bin tidak punya ibu".
Di hati Tran Chi Kien, dia masih belum bisa memaafkan wanita yang telah meninggalkan dia dan putranya, tanpa kontak sama sekali selama 11 tahun terakhir.
Pantang menyerah, Vuong Hue Phuong menelepon dan menawarkan sejumlah uang.
Namun Tran Chi Kien makin marah.
Yang dia butuhkan adalah cinta keluarga, bukan harta.
Vuong Hue Phuong pun hanya bisa menangis meratapi nasibnya.
Tran Bin tidak tahu bagaimana menghadapi kemunculan ibunya yang tiba-tiba.
Meski mereka punya hubungan darah, Tran Bin tidak memiliki ingatan atau hubungan emosional apapun dengan ibunya.
Beberapa bulan kemudian, Vuong Hue Phuong melanjutkan kemoterapi di rumah sakit.
Dia merekam videonya sendiri dan mengirimkannya kepada putranya.
Ia menyesal atas tindakannya di masa lalu dan meminta pengampunannya.
Pada akhirnya, Tran Bin memutuskan untuk menunggu ujian selesai dan setuju untuk mendonorkan sumsumnya untuk menyelamatkan nyawa ibunya.
Meski begitu, Tran Bin tetap mengatakan bahwa dia tidak akan pernah memaafkan ibunya karena telah meninggalkan dia dan ayahnya
(TribunTrends.com/ Suli Hanna)
Artikel ini telah tayang di Tribuntrends.com dengan judul 11 Tahun Istri Pergi Telantarkan Keluarga, Kini Kena Kanker Darah Pulang Minta Anak Donorkan Sumsum
(*)
Source | : | Tribuntrends.com |
Penulis | : | Grid. |
Editor | : | Ulfa Lutfia Hidayati |