Grid.ID – Kasus tewasnya ibu dan anak di kawasan Perumahan Cineere Indah, Cinere, Depok, Jawa Barat, membuat geger publik.
Kasus ini mengingatkan kasus tewasnya satu keluarga di Kalideres, Jakarta Barat, beberapa waktu yang lalu.
Seperti diberitakan sebelumnya, ibu dan anak Grace Arijani Harahapan (65) dan David Ariyanto Wibowo (38), ditemukan tewas dalam kondisi mengenaskan.
Kondisi jasad keduanya tinggal kerangka di kamar mandi rumah mewah mereka pada Kamis (7/9/2023).
Keduanya diperkirakan tewas sebulan lalu.
Hingga saat ini, kematian ibu dan anak tersebut masih misterius dan didalami oleh polisi.
Dihimpun Tribunnews.com, Minggu (10/9/2023), berikut perkembangan terbaru dari kasus tewasnya Grace dan David:
Grace Ariyani Harahapan ternyata masih memiliki keluarga yakni seorang adik.
Hal itu diungkap oleh Ketua RW setempat, Herry Meidjiantono.
Herry mengatakan adik Grace tinggal di Jakarta Barat.
Namun, berdasarkan keterangan dari adik Grace, ia sudah tidak berkomunikasi dengan kakaknya selama 12 tahun.
Komunikasi terakhir dilakukan pada 2011 saat suami Grace meninggal dunia.
Tidak adanya komunikasi antara Grace dengan sang adik padahal masih keluarga membuat Herry heran.
"Adiknya mengatakan, pada tahun 2011 itulah dia berinteraksi langsung dengan kakaknya. Keluarga sendiri seperti itu ya," kata Herry, Sabtu (9/9/2023), dikutip dari TribunJakarta.
Herry mengatakan, Grace dan anaknya selama ini memang dikenal sebagai keluarga yang tertutup.
Keduanya jarang bergaul dengan warga.
Bahkan, keduanya juga tidak bersedia untuk dimasukkan dalam grup WhatsApp warga.
"Kalau secara informasi dari warga sekitar, mereka itu tertutup dan tidak berkomunikasi dengan depan, dengan tetangga," kata Herry.
Herry juga tidak tahu apa alasan mereka tidak ingin dimasukkan dalam grup WA.
Polisi menyatakan telah meminta keterangan dari dua orang yang namanya ditulis dalam secarik kertas yang diketemukan di rumah Grace dan David.
Secarik kertas yang ditemukan itu berisikan nama dan nomor HP.
Adapun dua orang yang namanya tertera dalam kertas itu yakni S dan K.
Kasubdit Jatanras Polda Metro Jaya, AKBP Samian mengatakan S dan K telah diminta keterangan mengenai status hubungan dengan korban dan perilaku korban semasa hidup.
"Sudah kita ambil keterangan," kata AKBP Samian saat olah TKP ulang di Perumahan Bukit Cinere Indah, Depok, Sabtu (9/9/2023), dikutip dari TribunJakarta.
Secarik kertas itu hanya berisikan nama dan nomor HP.
Selain itu, polisi juga meminta keterangan dari saksi lain seperti tetangga dan keluarga korban.
Tetapi, hingga saat ini, polisi belum mengungkap hasil pemeriksaannya.
Penyidik dari Polda Metro Jaya kembali melakukan olah TKP pada Sabtu (9/9/2023) di TKP.
Dalam olah TKP ini, penyidik melibatkan Asosiasi Psikologi Forensik (Apsifor).
"Kita melakukan penyelidikan induksi dengan kita melihat dari TKP, kita lihat pola kehidupan dari korban. Dan juga pola profil kesehatan dari korban yang kita harapkan bisa mengetahui apa yang sebenarnya terjadi," kata AKBP Samian.
Baca Juga: Ibu dan Anak Jadi Tengkorak di Depok Mirip Kasus Kalideres? Kerabat Beri Pengakuan Mengejutkan Ini!
Dalam olah TKP ulang ini, Samian mengatakan ada sejumlah dokumen lainnya yang turut disita pihaknya dari rumah yang ditempati Grace dan David.
"Ada beberapa dokumen yang tentunya kita amankan, yang tentunya kita harapkan menjadi petunjuk dalam penyelidikan ini," bebernya.
Kriminolog Adrianus Meliala menduga Grace dan David tidak meninggal dunia karena menjadi korban pembunuhan.
Andrianus menduga, ada faktor kondisi ekonomi yang membuat ibu dan anak tersebut akhirnya tewas.
Faktor ekonomi itu, kata Andrianus, diduga mulai berlangsung saat suami Grace meninggal pada tahun 2011.
“Jadi, ketika bapaknya ini tidak ada, langsung kemudian ekonomi merosot drastis sehingga membuat sang ibu berusaha untuk berhemat, mengurangi konsumsi,” kata Adrianus, Sabtu (9/9/2023), dikutip dari TribunJakarta.
Andrianus menduga, saat suami Grace masih hidup, keluarga tersebut masih kerap berinteraksi dengan warga sekitar.
Namun, setelah suami Grace meninggal, diperkirakan mulai terjadi perubahan secara drastis.
“Kesan saya adalah bahwa keluarga ini ketika bapaknya masih hidup, itu masih berinteraksi dengan orang luar tapi, ketika bapaknya meninggal dunia, maka ibu dan anaknya menutup diri,” lanjut Adrianus.
Apalagi tidak adanya bukti maupun saksi yang melihat adanya pembobolan kediaman mereka.
Baca Juga: Ibu dan Anak Jadi Tengkorak di Depok Mirip Kasus Kalideres? Kerabat Beri Pengakuan Mengejutkan Ini!
"Tidak terlihat ada perusakan di pagar, pintu.
Juga tidak terlihat oleh orang luar, oleh tetangga atau RT/RW bahwa rumah itu kemasukan orang," ujar Adrianus kepada Kompas.com, Sabtu (9/9/2023).
"Dengan kata lain, itu semuanya menepis kemungkinan terjadinya pembunuhan di luar kedua orang itu," lanjut dia.
"Jadi, entah anak atau ibunya (di Depok) tidak bisa menolong. Misalnya ibu kena sakit, lalu tergelosor di kamar mandi, lalu anak tidak bisa membantu karena suatu alasan," ujar Adrianus.
"Atau justru si anak yang sakit, lalu terkapar di WC pembantu dan sang ibu tidak bisa menolong, sehingga kemudian meninggal bersama," lanjut dia.
Adrianus pun berharap aparat kepolisian bisa mengungkap kasus itu secara terang benderang. (*) (Tribunnews.com/Daryono) (TribunJakarta/Elga Hikari Putra/Rr Dewi Kartika H)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Update Kasus Ibu dan Anak Tewas di Cinere, Adik Korban Tak Komunikasi Selama 12 Tahun
Source | : | tribunnews,TribunJakarta.com,TribunSolo |
Penulis | : | Grid. |
Editor | : | Okki Margaretha |