Laporan wartawan Grid.ID, Ulfa Lutfia
Grid.ID - Akibat kekerasan yang dilakukan Mario Dandy, David Ozora mengalami kemunduran intelektual.
Meski sudah berusia 17 tahun, namun usia emosional David Ozora setara dengan bocah usia 5 tahun 8 bulan.
Kondisi terkini David Ozora pun dibongkar sang ayah, Jonathan Latumahina.
Akibat menjadi korban Mario Dandy, David kini mengalami amnesia dan sulit mengingat orang terdekatnya.
"Masih amnesia. Kalau mau diingat sama David ya harus ketemu, tiap pagi diingetin 'Vid, siapa ini?'" ujar Jonathan Latumahina saat ditemui Grid.ID di kawasan Tendean, Jakarta Selatan.
Pilunya lagi, David Ozora juga mengalami kemunduran mental akibat luka parah yang dialami setelah dianiaya Mario Dandy.
"Kondisi (David) mengalami kemunduran. Kemarin saya sampaikan ke Majelis bulan Agustus ada asesmen terbaru di mana ada 2 regresi yang sangat signifikan," Menurut Jonathan, kondisi mental David tidak bisa kembali seperti semula.
Usia emosional David Ozora ini setara dengan anak usia 5 tahun 8 bulan.
"Pertama usia emosional sosial, kedua intelegensi. Umur sosialnya David itu regresi setara dengan anak usia 5 tahun 8 bulan. Jadi secara sosial dia kayak anak kecil," jelas Jonathan.
Baca Juga: Mario Dandy Dijatuhi Hukuman 12 Tahun Penjara, Ayah David Ozora Beri Reaksi Begini
Menurut Jonathan, halitu berimbas pada perilaku David.
"Kadang-kadang kalau bercanda suka kelewatan. Kemaren temennya didorong sampai jatuh, niatnya tapi bercanda. Bercandanya anak kecil tapi tenaganya udah anak 17 tahun," sambungnya.
Dari sisi intelegensi, David juga mengalami kemunduran.
"Kemudian intelegensi dia setara dengan anak 8 tahun. Jadi efeknya bener-bener sedemikian dari trauma tersebut," kata Jonathan.
Namun kabar baiknya, kondisi fisik putranya mengalami kemajuan yang signifikan.
"Kemajuannya di fisik sudah hampir 90 persen membaik. Kalau kemarin jalannya miring sekarang udah lurus. Terus daya tahan juga lebih lama. Awal-awal cuma 6 menitan, sekarang udah lebih, bisa setengah jam," tambah ayah David Ozora.
Untuk memulihkan kondisinya, David masih harus menjalani terapi dan pendampingan psikologi.
"Fisioterapi sama okupasi. Satu bulan sekali ada asesmen psikologi. Itu masih terus dilakukan," jelas ayah David.
Melansir laman Kemkes.go.id, terapi okupasi merupakan perawatan yang bertujuan membantu seseorang yang punya keterbatasan fisik mental, serta kognitif.
Terapi ini dilakukan dengan tujuan supaya pengidap bisa menjadi tidak ketergantungan pada orang lain untuk menjalani kehidupan sehari-hari.
(*)
Penulis | : | Ulfa Lutfia Hidayati |
Editor | : | Ulfa Lutfia Hidayati |