Grid.ID - Sarapan seringkali terlupakan dan belum menjadi kebiasaan bagi anak-anak Indonesia.
Padahal sarapan sangat penting sebagai bekal energi tubuh untuk beraktivitas seharian sehingga memerlukan asupan makanan yang sehat dan bergizi.
Seringkali anak-anak tergesa-gesa untuk segera beraktivitas atau pergi ke sekolah sehingga tidak sempat sarapan untuk memenuhi kebutuhan gizinya, termasuk energi.
Baca Juga: Gaya Simpel Nagita Slavina Saat Datang ke Acara 7 Bulanan Aurel Hermansyah, Elegan Banget!
Apabila kebutuhan energi saat sarapan tidak terpenuhi akan berdampak pada fungsi memori anak terhadap pelajaran di sekolah.
Biasanya anak kurang bisa berkonsentrasi saat belajar karena otaknya tidak mendapatkan cukup energi.
Selain itu, akan mempengaruhi pertumbuhan dan status gizi anak.
Data Survei Diet Total (SDT) Badan Litbangkes Kementerian Kesehatan RI tahun 2020 menunjukkan dari 25.000 anak usia 6-12 tahun di 34 provinsi terdapat 47,7 persen anak belum memenuhi kebutuhan energi minimal saat sarapan.
Baca Juga: Punya Hubungan Harmonis, Ini Pasangan Selebritas yang Kompak Mengurus Rumah Tangga Bersama
Bahkan, 66,8 persen anak sarapan dengan kualitas gizi rendah atau belum terpenuhi kebutuhan gizinya terutama asupan vitamin dan mineral.
Dalam upaya perbaikan gizi masyarakat juga dilakukan melalui inovasi program Gerakan Edukasi Gizi dan Makan Bubur Bergizi untuk Pencegahan Stunting (Gema Bugizi Penting).
Berdasarkan data Survei Status Gizi Nasional (SSGI) tahun 2022, prevalensi stunting di Indonesia di angka 21,6%.
Penulis | : | Dianita Anggraeni |
Editor | : | Dianita Anggraeni |