Grid.ID - Sebuah wilayah di Semarang dijuluki jadi 'kampung mati' usai ditinggalkan oleh seluruh warganya.
Kampung mati yang tepatnya terletak di Cepoko, Gunungpati, Semarang, Jawa Tengah, ini mendadak viral karena simpang siur informasi yang beredar di media sosial.
Beredar video yang menggambarkan banyak rumah terbengkalai di RT 4 RW 1 kelurahan Cepoko itu.
Lantaran gambaran kampung yang terbengkalai dan sunyi, beredar cerita bahwa kampung tersebut diselimuti hawa mistis.
Dikabarkan, banyak warga sekitar yang menjadi korban gangguan mistis di lokasi itu.
Namun, Sesepuh Kelurahan Cepoko, Suharno, menegaskan lokasi itu bukanlah 'kampung mati' seperti informasi yang beredar.
Suharno membantah kawasan tersebut sebagai lokasi yang mistis.
Sebab, ia belum pernah mendapat laporan warga mengenai teror kemistisan di lokasi tersebut.
"Saya jadi RW sejak 11 tahun kurang lebih tahun 90-an. Belum pernah menerima laporan adanya hal-hal yang mistis," katanya, Sabtu (14/10/2023), dikutip Tribunnews.com dari TribunJateng.com.
Suharno menjelaskan, pengosongan rumah di lokasi tersebut merupakan imbas dari kasus pencurian hingga membuat warga di sana tak betah.
"Itu faktor keamanan, bukan karena faktor mistis atau apa menurut saya. Dulu sering kemalingan, ada saja yang dicuri. Nah lama-lama kan warga eggak betah, terus ditinggal penghuni," ucapnya.
"Dan setelah ditinggal terus kosong, perawatan diserahkan ke orang-orang. Ternyata malah semakin menjadi, yang punya rumah tidak kerasan," lanjutnya.
Hal senada juga disampaikan Warga Cepoko Raya, Eri.
Menurut Eri, kawasan tersebut bukanlah kampung mati seperti informasi yang tersebar di beberapa video.
Eri mengatakan, dahulu lokasi itu sebagai tempat bisnis properti.
"Nggak bener itu kampung mati. Dulunya untuk simpanan barang barang, bukan dihuni," kata Eri Sabtu.
Sementara Musanusi, satu di antara pekerja yang ikut membangun rumah itu mengaku kaget, saat mendengar bekas proyek rumahnya kini disebut sebagai kampung mati.
"Ini harus diluruskan. Jadi bukan kampung mati, dulunya memang ada aktivitas di situ. Ada yang menghuni, tapi bukan berarti kampung mati," ucapnya.
Banyak Pencurian yang Membuat Pemilik Rumah Pergi
Dikatakan Musanusi, dahulu lokasi tersebut, menjadi kompleks perumahan golongan menengah.
Adapun rumah tersebut dibangun sekitar tahun 1980-an.
Namun, kondisi di Kelurahan Cepoko yang dulu masih sepi, membuat keamanan perumahan tersebut minim.
"Dulu awalnya itu hanya 2-3 rumah. Terus nambah-nambah. Tapi karena di sini dulu sepi, ada garong masuk rumah. Minta-minta uang, terus yang punya rumah takut," jelasnya.
Musanusi pun menyebut, kawasan perumahan tersebut mulai kosong sekitar tahun 2000-an.
"Itu tanah sekitar 5 hektar sudah kosong sejak tahun 2000-an," imbuhnya.
Di sisi lain, Sanusi menampik perumahan tersebut sebagai tempat angker.
Menurutnya, warga sekitar tak pernah menjadi korban teror seperti yang tersebar di media sosial.
Akses Menuju 'Kampung Mati' Mudah
Sebelumnya, TribunJateng.com melakukan penelusuran di lokasi itu 'kampung mati'.
Akses menuju lokasi "kampung mati" sangat mudah.
Kondisi jalan masih bagus meski terdapat beberapa titik aspal yang mengelupas.
Penulis | : | Grid. |
Editor | : | Winda Lola Pramuditta |