Grid.ID - Keberadaan hoaks atau berita palsu menjadi satu hal yang harus diwaspadai jelang Pemilu 2024.
Sebab, potensi adanya misinformasi dan disinformasi seputar Pemilu 2024 di tengah masyarakat tetap bisa terjadi.
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie menyebutkan, hoaks pemilu paling banyak ditemukan di platform media sosial Facebook atau Meta.
Saat ini, Kementerian Kominfo sudah mengajukan take down terhadap 454 konten hoaks terhadap pihak Meta.
"Kondisi ini tentu harus mejadi kekhawatiran kita bersama. Bahwa hoaks pemilu sebagai salah satu bentuk information disorder tidak hanya menurunkan kualitas demokrasi, tapi juga berpotensi memecah belah persatuan bangsa," ujar Budi seperti dikutip Grid.ID dari Kompas.com.
"Akibatnya pemilu yang seharusnya menjadi pesta demokrasi dapat terkikis integritasnya serta menimbulkan distrust, ketidakpercayaan antar warga bangsa," ujar Budi Arie.
Oleh karena itu, Komisi Pemilihan Umum (KPU) berusaha melakukan sejumlah cara untuk mengatasi hoaks jelang Pemilu 2024.
KPU menyiapkan langkah sejak awal untuk menangkalnya berita palsu.
Mulai dari pembuatan layanan cek fakta di website KPU RI, sosialisasi dan pendidikan pemilih, hingga membuat program Desa Peduli Pemilu dan Pemilihan.
Baca Juga: Antisipasi Kendala Jelang Pemilu 2024, KPU Lakukan Persiapan ini
Anggota KPU RI, I Dewa Kade Wiarsa Raka Sandi meyakini dengan antisipasi sejak awal dapat meningkatkan literasi masyarakat dan menjadi perbandingan bagi publik apabila terpapar hoaks.
Upaya lain dari KPU apabila mendapati adanya misinformasi dan disinformasi adalah dengan melakukan klarifikasi sumber informasi serta membuat rilis untuk memberikan penjelasan.
Penulis | : | Ulfa Lutfia Hidayati |
Editor | : | Ulfa Lutfia Hidayati |