Grid.ID – Tidur memiliki manfaat penting bagi kesehatan seseorang. Tidur dengan durasi yang cukup dapat membantu tubuh dan pikiran beristirahat, mengganti sel-sel yang rusak, serta membuang racun dari dalam tubuh.
Dilansir dari laman web Kementerian Kesehatan (Kemenkes), durasi tidur yang ideal untuk orang dewasa berkisar antara 7-8 jam per hari.
Meski begitu, durasi tidur tidak selalu menjamin kualitas tidur seseorang. Pasalnya, tak sedikit orang dewasa yang tetap merasa lelah dan lesu meski durasi tidur malamnya sudah cukup.
Bisa jadi, kondisi itu disebabkan oleh kualitas tidur yang buruk.
Dilansir dari Healthline, ada empat faktor yang mengganggu kualitas tidur. Berikut penjelasannya.
1. Defisiensi nutrisi
Defisiensi atau kekurangan nutrisi bisa menurunkan kualitas tidur seseorang. Pasalnya, asupan nutrisi berkaitan erat dengan produksi hormon tidur, seperti melatonin.
Kurangnya nutrisi yang penting, seperti vitamin D, magnesium, atau asam amino triptofan, dapat mengganggu produksi hormon melatonin.
Selain itu, defisiensi zat besi juga dapat memicu gejala lelah sepanjang hari meski durasi tidur sudah lebih dari cukup.
2. Stres
Stres dapat membuat kualitas tidur menurun. Ketika seseorang mengalami stres, tubuh akan melepaskan hormon kortisol yang memicu respons "fight-or-flight".
Pada respon fight, seseorang akan terus-menerus merasa khawatir atau cemas sehingga tidur menjadi kurang nyenyak.
Seseorang bisa saja tidur nyenyak, kemudian terbangun tengah malam dan tidak dapat kembali tertidur sampai pagi.
Sementara itu, apabila tubuh merespons stres dengan mode flight, rasa kantuk akan datang berlebihan.
Tidur menjadi mode tubuh untuk menghindari pemicu stres. Alhasil, seseorang akan merasa terus mengantuk, lelah, tidak ingin beraktivitas, dan kelopak mata berat.
3. Mengonsumsi kafein
Minuman berkafein seperti kopi dan minuman energi dapat membuat tubuh lebih semangat untuk beraktivitas.
Namun, kebiasaan terlalu banyak mengkonsumsi kafein malah dapat mengganggu kualitas tidur. Akibatnya, tubuh tetap terasa lelah setelah bangun tidur.
Sebagai informasi, kafein mempunyai efek stimulan yang membuat otak tetap pada kondisi waspada. Ketika tubuh mengonsumsi terlalu banyak kafein, tubuh akan terus berada dalam mode siaga, sehingga sulit terlelap di malam hari.
Hasilnya, ketika tubuh tidak mendapatkan tidur berkualitas, seseorang akan merasa lelah dan kurang bertenaga keesokan harinya.
Untuk mengatasinya, banyak orang yang jadi minum lebih banyak minuman berkafein dan ketergantungan terhadap zat tersebut. Akhirnya, mereka terjebak dalam siklus terus-menerus melawan lelah dengan kafein.
4. Gangguan tidur
Selain ketiga faktor di atas, masalah kesehatan ini juga bisa disebabkan oleh gangguan tidur. Contohnya, sleep apnea.
Sleep apnea merupakan gangguan tidur yang menyebabkan pernapasan seseorang berhenti sementara selama beberapa kali saat sedang tidur.
Kondisi ini umumnya ditandai dengan mengorok saat tidur, merasa mengantuk setelah tidur lama, serta sering terbangun tengah malam.
Cara agar tidak mengantuk setelah bangun tidur
Agar keluhan ini tidak mengganggu aktivitas sehari-hari, ada beberapa cara yang bisa dilakukan.
Pertama, membiasakan diri untuk aktif bergerak dan mengurangi aktivitas duduk atau rebahan.
Selain mencegah rasa mengantuk, banyak bergerak juga dapat membuat otak lebih waspada dan fokus, sehingga mencegah rasa kantuk.
Kedua, konsumsi makanan yang sehat dan bergizi. Makanan yang sehat dan bergizi dapat memberikan energi yang dibutuhkan tubuh untuk beraktivitas.
Hindari konsumsi makanan dan minuman yang mengandung alkohol, karena dapat mengganggu kualitas tidur.
Ketiga, hindari minuman yang mengandung gula dan berkafein tinggi. Jika ingin minum kopi atau minuman berkafein, konsumsi maksimal di sore hari atau berikan jeda minimal enam jam dari jadwal tidur malam.
Untuk memantau kualitas tidur, penderita gangguan tidur juga bisa mengandalkan dukungan smartwatch yang dilengkapi dengan fitur pemantau kualitas tidur. Salah satunya, Garmin Venu 3 dan Vivoactive 5.
Garmin Venu 3 dan Vivoactive 5 memiliki fitur Sleep Coach yang membantu pengguna menemukan cara yang tepat untuk mendapatkan tidur berkualitas sesuai dengan usia, gender dan kebiasaan.
Sleep coach Garmin mempertimbangkan efek dari tidur siang saat menghitung kebutuhan tidur malam Anda.
Selain itu ada pengukuran Sleep HRV (variabilitas detak jantung) yang akan memantau variabilitas detak jantung ketika tidur.
Baca Juga: Siklus Menstruasi Tidak Teratur? Bisa Jadi Ini Penyebabnya
Tidur sejatinya adalah waktu paling baik dan akurat bagi setiap tubuh. Ketika tidur, semua fungsi organ berada dalam keadaan normal.
Tak hanya tidur malam, tidur dengan durasi yang singkat (nap) juga dapat diukur dengan Venu 3 dan Vivoactive 5. Durasi nap biasanya berkisar antara 10 hingga 60 menit.
Namun, jika penderita sudah menjajal beberapa cara di atas agar tidak mengantuk terus-menerus, sebaiknya berkonsultasi ke dokter untuk menemukan solusi yang tepat.
Viral, Pernikahan Ini Sajikan Menu Mie Instan untuk Undangan yang Datang padahal Tajir, Tamu: Kami Juga Bawa Bekal Sendiri
Penulis | : | Sheila Respati |
Editor | : | Sheila Respati |