Grid.ID – Indonesia menjadi salah satu dari 150 negara yang hadir dalam The Union: World Conference on Lung Health 2023 yang diselenggarakan di Palais des Congres, Paris, Prancis pada Rabu (15/11/2023) hingga Sabtu (18/11/2023).
Pada konferensi tingkat dunia tersebut, Indonesia menjadi negara yang berpartisipasi aktif dengan menjadi pembicara dalam beberapa sesi, chairman dan co-chairman, serta presenter abstrak penelitian. Kehadiran Indonesia diwakili oleh Subdirektorat Tuberkolosis (TBC) Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes), peneliti, serta masyarakat sipil dan komunitas.
Stop TB Partnership Indonesia (STPI), organisasi nonprofit yang menjadi wadah koordinasi antar mitra organisasi peduli TBC dan pemerintah, turut hadir mewakili komunitas.
Subdirektorat TBC Kemenkes RI mempresentasikan penanganan TBC yang telah dilakukan di Indonesia melalui kebijakan dan praktik. Adapun materi yang dipresentasikan adalah laporan “Converting Evidence Into Policy and Practice: Experience from Indonesia”
Anggota Tim Kerja TBC, dr Tiffany Tiara Pakasi, MA mengatakan, penanganan TBC di Indonesia mendapat perhatian global. Ini karena Indonesia merupakan satu-satunya negara yang memiliki kebijakan terkait penanggulangan TBC.
Baca Juga: Indonesia Jadi Satu-satunya Negara yang Punya Kebijakan TBC di World Conference on Lung Health 2023
“Suatu kehormatan untuk bisa membagikan pengalaman bagaimana Indonesia menanggulangi TBC di level global. Meskipun dalam praktiknya penuh tantangan, banyak pembelajaran yang bisa dibagikan, salah satunya adalah kolaborasi bersama dengan kepemimpinan yang kuat dari pemimpin negara,” ujar dr Tiffany.
Pada sesi paparan penelitian, grup peneliti memaparkan temuan yang telah dilakukan di Indonesia terkait penyakit paru dan determinannya. Salah satu bagian dari paparan juga membahas mengenai kebijakan pemberian perlindungan sosial (social protection) yang ada di Indonesia sebagai salah satu upaya penanganan TBC.
Kebijakan perlindungan sosial dijelaskan oleh dr Ahmad Fuady, M Sc, PhD pada sesi “SP05: Yes we can end TB, but not without social protection. Here’s the evidence: what are we waiting for?”.
Perlindungan sosial kepada penderita TBC di Indonesia dilakukan melalui Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). BPJS Kesehatan telah membantu pasien-pasien TBC untuk pemenuhan layanan kesehatan. Hal ini diinisiasi karena penderita TBC sebagian besar berada pada kategori miskin, yakni orang-orang yang berpenghasilan kurang dari Rp 2-3 juta.
“Selama ini, social protection tidak mendapatkan banyak perhatian, tapi harapannya, hasil studi yang ditampilkan di sini dapat mendorong lebih banyak policy yang menunjang social protection di berbagai negara,” jelas dr Ahmad.
Pada kesempatan tersebut STPI turut mempresentasikan beberapa abstrak penelitian terkait perlindungan sosial serta topik lainnya. Direktur Eksekutif STPI dr Henry Diatmo, MKM mengatakan, keikutsertaan dalam konferensi tahunan ini penting bagi STPI. Dengan hadir di panggung global, STPI dapat menyebarkan hasil yang telah diupayakan selama dua tahun terakhir.
Tujuh Belas Bulan Dipenjara, Lina Mukherjee Merasa Alami Mati Suri: Aku Bisa Lihat Mereka, Tapi..
Penulis | : | Yussy Maulia |
Editor | : | Sheila Respati |