Jadi Tulang Punggung Keluarga, Driver Ojol Wanita di Bandung Kehilangan Motor dan Rumah Akibat Banjir, Kustini: Saya Tak Bisa Kerja

Laporan Wartawan Grid.ID, Mardyaning Christ Cahyarani

Grid.ID - Nasib apes menimpa salah satu driver ojek online asal Bandung, Kustini.

Dikutip dari laman Tribuntrends.com pada Sabtu (13/01/2024), Kustini harus merelakan motor kesayangannya hanyut terbawa arus banjir.

Tak hanya motor, rumah miliknya juga ikut ambruk akibat derasnya aliran banjir yang menerjang.

Akibat peristiwa ini, Kustini rela mengais sampah-sampah yang menggunung sembari berharap dapat menemukan motornya.

Sebelum kejadian, wanita 40 tahun ini mengaku sedang memarkirkan motornya di jalan dekat tanggul Sungai Cigede.

"Saya memarkirkan motor di situ karena biasanya tak terendam banjir," ujarnya.

"Tanggul jebol (dekat motornya) jadi penyebab banjir bandang, dan motor saya hanyut sampai sekarang belum ditemukan," ungkap Kustini.

Berdasarkan keterangan yang dihimpun, tak hanya motornya yang hanyut akibat banjir, namun ada 10 kendaraan lainnya yang juga ikut terseret arus.

Kustini mengaku dirinya sudah melaporkan kepada tim SAR untuk membantu mencari kendaraannya.

Sayangnya, hingga kini kendaraan roda dua miliknya masih belum dapat ditemukan oleh petugas.

Baca Juga: Pilu, Wanita Driver Ojol Ini Berusaha Cari Motornya yang Terbawa Arus Banjir di Bandung hingga Bongkar Tumpukan Sampah

Sementara itu dikutip dari laman Kompas.com, peristiwa ini membuat dirinya tak bisa lagi mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhannya.

Kustini mengaku dirinya adalah tulang punggung keluarga dan sepeda motornya digunakan untuk bekerja sebagai ojek online.

"Saya kerja jadi ojek online, makanya kalau tak ada motor, saya tak bisa kerja. Sebab tak ada kerjaan lain untuk bisa memenuhi kebutuhan ibu dan anak saya," ucapnya.

Dirinya hanya bisa pasrah dan menunggu adanya keajaiban datang kepadanya.

Karena rumahnya juga roboh akibat banjir, Kustini terpaksa tinggal di kediaman saudaranya.

"Untung saya sudah naik ke rumah tetangga. Akhirnya Jumat sekitar pukul 01.00 WIB, ada tim SAR mengevakuasi. Saya dievakuasi dengan cara dipunggu (duduk di atas pundak tim SAR), lalu tim SAR berjalan dengan memegang tambang menyusuri gang," ujarnya.

(*)

PROMOTED CONTENT